"Tetap hati-hati, Man. Besok pagi aku buatkan dulu sedikit sarapan, jangan sampai perutmu kosong di perjalanan."
"Terima kasih, Tang. Kamu memang teman yang benar-benar pengertian. Oh iya, tadi kamu lihat tidak ibu-ibu yang dandannya menor itu di tempat kita makan? Tas mahal, HP mahal, baju mahal, kosmetik tebal, makan di tenda. Piring tidak dicuci dan dikeringkan dengan baik, sayur juga begitu, maklum pengunjung yang datang sudah seperti semut banyaknya. Itulah, Tang. Kamu jangan terjebak untuk hidup seperti mereka, apalagi punya istri seperti mereka. Makan boleh sederhana, tapi itu pakaian, lihatlah."
"Jangankan yang ramai seperti itu. Tenda yang sepi juga sama, mencucinya juga tidak bersih. Dulu, sebelum menempati tempat yang sekarang, tenda itu lebih parah lagi. Penerangannya minim, kucing berlenggak-lenggok di bawah kaki kita, di sebelah tenda ada penjual VCD bajakan. Soal ibu-ibu itu, tunggu, Man. Mereka itu bukan ibu-ibu, itu masih muda-muda."
"Kamu kenal mereka?"
"Itu rekan kantorku, Man. Sengaja aku tidak mau menyapa mereka, ingin melihat perilaku mereka selama makan. Mereka seumur dengan kita, belum menikah, apalagi punya anak."
"Oh. Itulah hidup, Tang. Ingin terlihat hebat dan tak mau kalah dengan yang lain di Jakarta, tetapi gizi sendiri tidak diperhatikan. Makan nasi dengan kangkung saja, zat gizi lainnya di mana? Hidup itu sederhana saja, yang penting bahagia dan sehat. Bisa menabung, bisa berinvestasi? Lebih bagus lagi pastinya. Pakaian boleh biasa, yang penting uang ada, mau ngapain juga bisa."
"Begitulah hidup di Jakarta, Man, memang harus sederhana. Di sini serba mahal, setiap hari pakai baju bagus dan makan di luar bisa bangkrut. Kapan mau punya uang untuk hari tua? Belum lagi kalau belanja, pakai baju bagus pasti diberi harga mahal dan susah menawar."
"Ada satu hal yang harus kamu ingat, Tang. Kesederhanaan memang sangat penting, tetapi harus pada tempatnya. Ketika kamu harus bertemu klien besar, gunakanlah pakaian yang bagus dan jangan ajak bertemu di tenda kaki lima, bubar semua peluangmu. Satu lagi, sesekali makan di luar tidak salah, supaya kamu tahu harus ke mana untuk mengajak keluarga dan rekananmu. Kamu juga bisa menambah pengetahuanmu mengenai cita rasa makanan yang lain-lain."
"Itu aku juga tahu, Man. Rasanya yang terakhir itu sulit sekali. Bahan makanan, selera makanan, belum lagi biayanya."
"Kamu tidak pernah bisa mencintai yang lain karena kamu tidak pernah mencobanya. Sama seperti dikatakan dalam pepatah, tak kenal maka pasti tak sayang."
"Tidak ada kata pastinya, Arman. Kamu menambahkan sendiri."