Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kerja Keras, Kepercayaan, dan Kesederhanaan yang Membuahkan Kebahagiaan dan Kesuksesan

17 Agustus 2021   05:30 Diperbarui: 17 Agustus 2021   05:41 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayolah. Mas, ini uangnya. Lain kali punya mesin EDC itu dirawat, kalau pengunjung tak punya uang tunai kan jadi repot."

"Iya, Mas. Kami mohon maaf."

Kami berjalan keluar dan masuk toko-toko yang ada. Aku membelikan pakaian ala koboi untuk Arman, tak lupa dengan topinya. Aku mengajak Arman masuk ke kamar pas supaya dia memakai semuanya dan bisa kufoto, hasilnya keren meskipun Arman terlihat tak nyaman, mungkin dia tak biasa. Penjelajahan selesai, kami pulang ke rumah, membersihkan badan, dan bersantai. Penasaran dengan pekerjaan Arman, aku mengajaknya mengobrol.

"Man, sebenarnya kamu kerja apa sih, Man?"

"Kenapa kamu nanyain soal itu, Tang? Sudah punya rumah di Jakarta, punya mobil pula, apa yang salah dengan pekerjaanmu, Tang? Kamu stres? Bosan? Seharusnya kamu bersyukur yang banyak."

"Kamu juga sekarang sudah punya rumah di Jakarta meskipun belum jadi. Kalau beli sesuatu, royal banget. Udah dompetnya tebel isi daun merah segepok. Sedangkan aku, kadang-kadang masih mengandalkan kartu kredit, Man."

"Tang, sebentar lagi kamu punya dua rumah di sini, aku baru satu. Kartu kredit lawan daun merah? Kartu kreditmu pasti limit-nya lebih besar dari isi dompetmu dan pastinya bisa kamu bayar tagihannya. Sedangkan aku, bank mana yang mau menerbitkan kartu kredit untukku? Tak ada toh?"

"Kok bisa, Man? Emangnya kamu kerja apa?"

"Sepertinya kamu penasaran sekali, maaf kalau selama ini kamu telepon dan aku tak pernah cerita. Aku hanya tak ingin kamu sedih, Tang."

"Maksudmu?"

"Setelah aku lulus dari kampus itu, aku bekerja di sebuah perusahaan. Sayang, baru satu tahun bekerja, perusahaan itu pindah ke Makassar dan aku tetap tak ingin meninggalkan ibuku. Dengan modal yang aku punya, aku coba melihat potensi bisnis di kota kita. Banyak perajin ikan asin dan tidak ada yang produknya sampai ke Bandung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun