Bagaimana dengan semua yang masih tertanamÂ
Yah, dengan cara bagaimana aku bisa merasakan rengkuhan hangat lagi. Perempuan yang berusaha berdiri tegap tanpa terjatuh ini sangat melemah. Batin terkoyak bak dililit seribu rotan yang panjang nun menyakitkan.Â
Aku tidak bisa menuntut seseorang untuk senantiasa bersedia merengkuh teduhku.
Siapa, yah. Siapa.
Jingga yang tiba-tiba menghampiri, bunga yang mencoba merekah di teduhnya hiasan langit. Tak pelak membawa reda, walupun sesaat.
Mencoba berdamai dengan keadaan. Mencoba berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu, yah. Aku seperti perempuan, yang sedang merengkuh teduhku sendiri.
"Aku tahu pasti kau disini, Rin."
"Kamu...." Jawabku dengan heran.
"Apa sih yang tidak aku ketahui dari dirimu, sudah banyak yang aku tahu. Termasuk dia."
Hanya bisa merunduk kelu, tak bisa berbicara apa-apa.Â
"Tolong, ajari aku untuk pura-pura bangkit."