Mohon tunggu...
Ayu Lestari
Ayu Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Nama : Ayu Lestari

Mahasiswa_Fakultas Tarbiyah_STAI AL-HIDAYAT LASEM

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan yang Merengkuh Teduh

4 Februari 2022   07:30 Diperbarui: 4 Februari 2022   07:35 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu memandangiku, seperti paham apa yang dirasakan oleh putri semata wayangnya itu.

"Oalah, iya Wan. Selamat ya cah bagus. Semoga lancar sampai harinya." Jawab Ibu.

"Terima kasih bu. Kalau begitu Wawan pamit dulu."

"Iya, cah bagus." ( Bersalaman dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu ).

Punggung yang sudah tampak di kejauhan mata pun, diiringi dengan linangan air mata yang terpaksa aku tepis. Tapi ibuku mengetahuinya.

"Nduk, ibu tahu apa yang kamu rasakan, jika menangis bisa meredakan semua kesedihanmu. Maka menangislah."

Apa ini Dewi?

Seketika kokohnya pendirianku tiba-tiba melemah

Tanpa kompromi terlebih dahulu

Tanpa basa-basi terlebih dahulu

Tanpa aba-aba terlebih dahulu

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun