Mendapati balasan yang sangat baik, dia meneruskan pendekatan yang mengingat tempat yang dituju hampir dekat.
"Fitri, kalau ada apa-apa, mau ke tempat lain, bisa hubungi saya, ya. Ini nomor WA saya 08xxxxxxxxx. ( Sambil menyodorkan gawai kepadanya)."
"Oke, Wan. Saya simpan, ya kontakmu."
"Baiklah, Fit. Terima kasih ya."
"Sama-sama, Wan."
Tak terasa, tempat yang dituju sudah ada di sebelah kiri. Bangunan yang amat kokoh dan menjulang tinggi, dan ternyata. Dia bekerja di rumah sakit ternama, yang selama ini aku idam-idamkan.
Aku berbalik arah, kembali ke tempat awal. Selama perjalanan pun. Aku masih memikirkan dia. Anggun bak dewi yang bersimpuh di Kerajaan Rahwana. Menarik sekali untuk dibidik secara berkala.Â
Aku masih memikirkanmu, Rindu. Kemana dia, sedang apa, bagaimana dia disana, dengan siapa dia berada, dan apakah dia masih berteman denganku. Selama ini aku selalu merendahkan dia.
1 tahun kemudian, selama bekerja di perusahaan itu.
"Bro, nglamun aja nih. Ketilang lalat baru tahu rasa hahaha." Tio teman kerjaku yang selalu jahil dan iseng kalau lihat aku sedang melamun.
"Ah kamu, Yo. Ganggu aja nih. Kamu nggak kerja?"