Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pilkardus

9 Juli 2021   20:23 Diperbarui: 9 Juli 2021   21:17 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya ingin menjadi Bapakmu," katanya.

"Waktunya habis," ucap Quinna.

Lelaki itu tetap duduk di sofa untuk beberapa saat, dan kemudian sambil menghela nafas dia berdiri, mengusap wajahnya dengan punggung tangan.

Dia menghindari menatap Quinna. Dengan cepat membuka pintu belakang yang menuju ke halaman dan lorong di belakang, jalan keluar tercepat dari showroom-nya.

"Lain kali," kata Quinna, saat bapaknya melangkah keluar, "jangan coba-coba untuk menemuiku lagi."

Dia berdiri tepat di luar pintu, mulutnya sedikit ternganga. Kerutan di wajahnya bergerak selaras dengan rasa sakit penolakan yang dibayangkan Quinna berkecamuk di kepalanya.

Quinna menutup pintu, tetapi sadar bahwa ekspresi wajah bapaknya akan menghantui mimpinya.

Dia menempelkan telinganya ke pintu. Rasanya waktu membeku. Dia takut lelaki itu akan terus berdiri di luar pintunya selama sisa hidupnya, memohon untuk diizinkan masuk. Kemudian terdengar gema suara telapak sepatu menjauh. Tetap saja, Quinna tak bergerak, takut dia akan kembali dan memasang tenda dan berkemah di luar workshop-nya.

Dia akan mengatakan 'ya' jika bapak kembali, dan itu membuatnya takut.

Sesuatu yang panas mengalir di pipinya dan untuk sesaat dia mengira seekor serangga, mungkin laba-laba hitam dan merah menempel di sana. Dia berharap itu laba-laba.

Dia membenci dirinya sendiri. Mengapa aku memiliki perasaan seperti ini tentang monster?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun