Apakah bapak ada di jalan depan workshop-nya?
Quinna mengintip keluar melalui jendela pajangan besar, tempat dua android berkarat melambai pada orang yang lewat, sebagian mengaburkan pandangannya.
Dia mendirikan bisnis teknologinya di tempat yang dulunya adalah toko kelontong yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-haria seperti gula, sabun, dan mi instan. Quinna melepas rak-rak dan menggantinya menjadi dua buah meja. Satu terisi rongsokan elektronik, suku cadang robot yang rusak, komputer, dan headset 3D virtual. Semuanya perlu diperbaiki.
Meja yang lebih kecil hanya memiliki layar tiga puluh dua inci, keyboard, dan teleponnya. Di sudut belakang terdapat lemari kaca dengan mendingin berisi empat server yang digunakannya untuk penyimpanan data.
Jendela tampilan tidak banyak berubah dari sebelumnya. Kusen aluminium kusam berjamur, dan nama toko lama masih membayang karena dia gagal membersihkan cat permanen. Neon sign tetap menyala pada siang hari, meski tdak seterang saat malam. Nama usahanya menyala berkedip-kedip: Cyber Princess. Quinna sukan berkhayal bahwa dirinya adalah seorang putri yang kerajaannya dicuri oleh ibu tiri yang jahat.
Sekelompok kecil orang, tidak lebih dari selusin, berjalan melintas dan dia melihat penyebab keributan itu. Mantan presiden ada di jalan, tepat di luar workshop-nya.
Untuk pertama kalinya setelah dia benar-benar bisa mengingat, dia melihatnya secara langsung.
***
Salah satu yang melekat dalam ingatan Quinna adalah mencoba mengunjungi bapak di penjara bersama ibunya, dan penjaga penjara mengancam akan menjebloskan mereka ke penjara jika berani muncul lagi. Quinna mengetahui, bertahun-tahun kemudian, bahwa istri pertama bapak mempunyai posisi dalam pemerintahan transisi. Dia memimpin komisi yang mengawasi perpindahan negara dari sistem presidensial terpusat ke 'sistem demokrasi modern', PILKARDUS, sebuah kecerdasan buatan yang memungkinkan delapan puluh ribu lebih lurah bersama-sama menjalankan negara seolah-olah mereka adalah sekelompok orang bijak yang duduk di balairung mendiskusikan masalah di wilayah mereka.
Rumor mengatakan bahwa dia telah mengatur kejatuhan suaminya, bukan demi kemajuan bangsa, tetapi sebagai pembalasan atas perselingkuhan bapak dengan ibunya. Maka saat bapak di penjara, dia melarang ibunya untuk bertemu dengannya. Ketika akhirnya larangan itu dicabut, Quinna masih remaja, dan takut bertemu dengan bapak.
Sekarang, dia melihatnya dan tidak tahu harus berbuat apa.