Mohon tunggu...
Asti Nirwani
Asti Nirwani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 4 SMAN 1 PADALARANG

every day is a second chance.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bhumi Niscala

20 Februari 2022   21:49 Diperbarui: 20 Februari 2022   21:56 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dean langsung pergi begitu saja, melepaskan pelukan anaknya lalu berjalan ke arah meja makan ia menyimpan selembar kertas disamping kepala Dewi yang sedang menunduk karena Dewi tak kuasa dengan semua yang terjadi pada malam itu.

Kertas yang isinya alamat rumah sakit bahkan Dean merasa kalau kertas itu mampu untuk dijadikan sebuah ucapan perpisahan.

Setelah itu ia mendorong kopernya dengan cepat diiringi tangisan sang putri sambil mengejarnya dari belakang.

Tanpa menoleh sedikitpun Dean langsung pergi begitu saja dan masuk kedalam mobil.

Perasaannya hancur dan tangisannya tidak pernah berhenti sampai hari itu tiba.

"Senjani sini sayang, papah mau pergi. Kita tidur yuk udah malem, semoga papah selamat sampai tujuan" Dewi langsung membawa senja yang terdiam didepan pintu keluar dengan tangisan yang suaranya terdengar sangat pilu.

Ia melihat papahnya menangis saat memasuki mobil Jefry.

Jefry adalah anak buah Dean, dan tiga hari itu juga Jefry yang selalu memberitahu Dewi tentang keadaan Dean.

Disaat hari-hari terakhirnya Dean sempat menulis surat untuk Dewi dan Senjani.


"Untuk Amita Dewi Mahika, perempuan cantik yang pernah saya temui bahkan menjadi dunia dan membuat dunia baru untuk saya. Oh iya Wi kalo Jefry gak ngasih surat ini ke kamu sama Senjani berarti aku pulang dengan kembali sehat tapi kalo ini nyampe ke kamu izinkan aku untuk bilang. Terimakasih banyak untuk semuanya, terimakasih untuk rasa kasihnya terhadap saya, terimakasih untuk waktunya, terimakasih untuk perjuangannya selama ini dan terimakasih atas satu putri kecilnya. Maaf belum bisa menjadi pemimpin yang baik untuk keluarga kita dan maaf juga untuk kejadian 2 hari ya lalu. Mau ada ataupun tidak adanya saya, saya mohon untuk tetap bahagia, jalanin hidup seperti saya ada ya Dewi saya mohon untuk hal itu, jangan sampai senyuman kamu hilang karena saya, dan satu lagi saya titip Senjani ke kamu jadi jangan sampai kamu berpikir untuk pergi menyusul saya. Maaf tulisannya jelek, soalnya kepala saya sakit sekali akhir-akhir ini."

"Saat semua memiliki diksi yang indah yang tertulis dalam kalimat, bagiku hanya dia diksi nyata yang tidak bisa dituliskan bahkan dengan satu huruf. Mawardhani Tribhuwana Tunggadewi, putri kesayangan saya, putri satu-satunya yang saya miliki, satu-satunya putri yang selalu menjadi alasan untuk pangerannya agar tetap hidup. Terimakasih telah menjadi putri dalam kerajaan saya. terimakasih telah mengajarkan saya untuk terus bertahan tetapi pada kenyataaanya saya sudah tidak bisa menahan semuanya lagi. Maaf juga ya Senjani saya belum mampu menjadi papah yang baik buat kamu, papah gak bisa lagi jaga kamu sama bunda sayang, jadi papah titip bunda ya sayang. Mau ada ataupun nggk ada papah, papah mohon buat terus bahagia. Papah bakal terus mantau kalian berdua diatas. Bilangin sama bunda juga jangan pernah ada rasa untuk nyusul papah, papah sayang kalian berdua."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun