Aku yang tadinya marah besar mendadak hilang marahnya, melihat sang kekasih memakai pakaian sholat bagai bidadari yang turun dari surga. Ada rasa penyesalan mengapa aku harus menyia-nyiakan kekasih yang sholehah ini?
“Baiklah….kita sholat jamaah yuuuk ajak ibu sekalian ya.” Aku mengajak ibunda, sambil menuju tempat wudhu.
Didalam sholat, aku merasa sangat damai dan tenang dengan adanya makmun yang sholeh dibelakangku.
Seakan aku telah menjadi imam untuk hidupnya di masa depan.
Dalam hati aku berdoa….
“Ya Allah, jika dia adalah jodohku maka permudahkanlah jalanku untuk menikahinya. Aku mencintainya ya Allah dan akan selalu menjaga dan menemaninya sepanjang hidupku. Berikanlah petunjuk dan jalanMu yang terbaik. Aaaamiin ya rabb… Al fatihah…...”
Sholat jamaah bersama sang wanita hati adalah momen paling romantis dan terindah yang pernah aku rasakan. “Sholat itu powernya sungguh luar biasa…Dia mampu merubah benci menjadi cinta, marah menjadi sayang.”
Saat kami sholat itulah serasa kami berada dalam taman surga dengan jalur yang benar menuju ridhoNya untuk mencapai tingkatan takwa yang sesungguhnya dalam jalinan hubungan pernikahan yang suci.
Setelah sholat, giliran aku yang meminta maaf kepada sang kekasih.
“Maaafkan aku juga yah dek…., yang telah membatalkan pernikahan ini…” Aku berkata dengan perasaan bersalah. Aku berusaha berdiri dengan tegar.
“Sama-sama kakak…..aku juga minta maaf….”jawabnya sambil menangis dan tertunduk.