Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penderitaan sebagai Inti Eksistensi

18 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:00 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kurangnya Panduan Spiritual: Tidak ada teks atau sistem resmi yang berfungsi sebagai panduan universal untuk mengatasi penderitaan pada tingkat individu maupun kolektif.

Fragmentasi: Ketiadaan kodifikasi menyebabkan atheisme lebih bergantung pada kerangka eksternal, seperti filsafat sekuler atau kebijakan politik, yang sering kali tidak terintegrasi secara menyeluruh.

Usulan untuk Atheisme

Untuk memenuhi kebutuhan akan pijakan tertulis dan terstruktur, atheisme dapat mengadopsi pendekatan berikut:

Membangun Falsafah Terintegrasi:

Mengembangkan kerangka yang menggabungkan temuan sains, humanisme sekuler, dan filsafat moral untuk memberikan panduan tentang penderitaan.

Menyusun "Kitab Panduan Atheistik":

Sebuah buku atau dokumen resmi yang menyajikan analisis penderitaan, strategi untuk mengatasinya, dan cara menciptakan makna dalam hidup.

Memanfaatkan Teknologi dan Data:

Menggunakan alat berbasis data untuk mengidentifikasi penyebab penderitaan pada skala individu dan kolektif, sekaligus mengukur efektivitas solusi yang diterapkan.

Menawarkan Praktik Berbasis Bukti:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun