Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penderitaan sebagai Inti Eksistensi

18 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:00 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Samsara: Siklus kelahiran dan kematian yang berulang, di mana setiap individu terjebak, adalah mekanisme utama yang mempertahankan keberadaan dukkha.

Pandangan ini memberikan dimensi metafisik terhadap penderitaan, bahwa ia tidak hanya terbatas pada satu kehidupan tetapi meluas ke banyak kehidupan sebagai konsekuensi dari tindakan sebelumnya.

4. Jalan Menuju Pembebasan: Jalan Berunsur Delapan

Untuk mengatasi penderitaan, Buddhisme menawarkan Jalan Berunsur Delapan, yang mencakup:

a. Pandangan Benar (Samma Ditthi): Memahami realitas sebagaimana adanya, termasuk Empat Kebenaran Mulia.

b. Niat Benar (Samma Sankappa): Mengembangkan niat untuk melepaskan, menjauhi kebencian, dan mencintai.

c. Ucapan Benar (Samma Vaca): Menghindari ucapan yang merugikan.

d. Perbuatan Benar (Samma Kammanta): Berperilaku secara etis.

e. Mata Pencaharian Benar (Samma Ajiva): Menghindari pekerjaan yang membahayakan makhluk lain.

f. Usaha Benar (Samma Vayama): Mengembangkan pikiran yang sehat.

g. Perhatian Benar (Samma Sati): Mempraktikkan kesadaran penuh terhadap tubuh, perasaan, pikiran, dan fenomena.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun