Mohon tunggu...
Andri Lesmana
Andri Lesmana Mohon Tunggu... Lainnya - Maju atau tidak sama sekali

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah dan Keringat

21 Februari 2021   17:54 Diperbarui: 24 Februari 2021   07:48 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Whillem aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu." Kataku memulai pembicaraan

" Pertanyaan apa itu?" tanyanya

" Mengapa kau bebas untuk keluar masuk dari sini?" tanyaku

" Sebenarnya saya adalah seorang anak kompeni. Saya dititipkan kesini untuk belajar di sini, agar saya bisa berbaur dengan anak-anak pribumi." Tuturnya

" Kalau begitu, itu hal yang sangat bagus." Kataku

" Ya. Saya banyak belajar di sini. Maka dari itu saya selalu senang di sini." Katanya

             Kami menjadi semakin akrab dari hari ke hari. Setiap latihan bela diri kami selalu menjadi partner untuk bertarung. Sampai akhirnya kami bertumbuh dengan sangat cepat. Masing-masing dari kami selalu mempunyai ide dan gagasannya sendiri. Sungguh beruntung aku bisa berteman baik dengan anak seorang kompeni.

             Satu ketika Whillem dipanggil oleh ayahnya untuk kembali pulang dan tidak meneruskan belajarnya di pesantren ini. Karena ada isu yang mengatakan bahwa pesantren ini akan di tutup dan akan dijadikan sebuah bangunan baru. Semua orang sudah mendengar gosip itu.

             Tak luput dari pandanganku yang mungkin mereka akan menutup pesantren ini karena pak Kyai sudah sangat sepuh. Tapi itu tidak masuk akal karena masih ada anaknya yang bisa meneruskan pesantren ini. Mungkin hanya sebuah isu saja tanpa ada tindakan apa pun.

             Tepat pada malam kamis pahing aku di panggil oleh pak Kyai yang rumahnya masih berada di kompleks pesantren ini.

" Assalamualaikum." Kataku sembari mengetuk pintu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun