" Untuk apa pak?" tanya ibuku
" Keadaan sudah semakin tidak aman, bapak takut kalau nanti para tentara kolonial itu tidak segan untuk membunuh anak-anak." Jawab bapakku
" Tapi pak, siapa yang akan membantu kita di ladang nanti kalau bukan Sutan?" tanya lagi ibuku
" Kita tidak usah takut. Yang terpenting Sutan selamat lebih dulu." Jawab lagi bapakku
" Ibu sih, terserah bapak saja bagaimana baiknya." Kata ibuku sambil menghela nafas. " Lalu mau kita masukan ke pesantren mana pak?" sambung ibuku
" Kita masukkan Sutan ke pesantrennya pak Kyai Khalil Nurrahman." Kata bapakku
" Ya sudah ibu menurut saja apa kata bapak." Kata ibuku
      Lalu aku diberitahu oleh bapak dan ibuku terkait aku yang akan di masukkan ke pesantren. Sebenarnya aku tak mau meninggalkan kedua orang tuaku. Tapi mau bagaimana lagi kalau mereka yang meminta aku pasti tidak bisa menolaknya. Jadilah aku menyetujui permintaan bapakku itu.
      Esok paginya aku sengaja menemui Danu, Rinto, dan Dara. Aku mengajak mereka ke sebuah pohon jambu yang ada di pinggiran sungai. Kami duduk di bawahnya sembari menghadap ke arah sungai.
" Ada apa kau memanggil kami kemari Sutan?" tanya Rinto
" Aku mengundang kalian kemari hanya untuk memberi tahu sesuatu." Kataku