Mohon tunggu...
Andri Lesmana
Andri Lesmana Mohon Tunggu... Lainnya - Maju atau tidak sama sekali

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah dan Keringat

21 Februari 2021   17:54 Diperbarui: 24 Februari 2021   07:48 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Hey para pribumi yang lemah! Dengarkanlah ini!" teriaknya " Mulai hari ini kalian semua harus mengikuti perintah saya. Jika tidak! Kalian akan saya tembak mati atau di masukkan ke dalam penjara dan dihukum seberat beratnya." Sambung ia

             Di saat malam yang masih gelap itu dengan bantuan cahaya dari obor yang ada aku melihat wajah orang itu yang masih samar-samar terlihat. Seperti aku mengenalnya namun masih belum bisa dipastikan. Aku pandangi terus ia. Mataku mulai melotot memandanginya seakan ingin menghajarnya.

             Lalu rombongan itu pergi dan mengambil paksa anak-anak dan para wanita di desa ini. Teriakan dan tangisan mereka saling bersahutan. Betapa pilunya nasib yang harus dialami oleh mereka. Dan suara-suara tangisan mereka masih membekas walaupun rombongan itu sudah mulai pergi. Ini adalah hal gila. Pagi-pagi buta begini mereka berani mengganggu ketenangan para penduduk pribumi.

             Matahari mulai menampakkan dirinya dari ufuk timur. Tak ada orang yang berangkat ke ladang pagi ini. Semuanya masih bersedih atas kejadian tadi malam. Tampak raut wajah yang penuh dengan amarah terlihat dari para penduduk desa. Banyak yang menggunjing akan membalas dendam pada orang-orang itu dan pada akhirnya tidak ada tindakan apa pun yang dilakukan.

             Aku segera bergegas menemui Danu di rumahnya. Selepas itu kami pergi ke rumah Rinto. Kami di sana melakukan siasat untuk berusaha melakukan perlawanan terhadap tentara-tentara kolonial itu.

" Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Aku sudah muak dengan mereka." Kata Danu

" Kita serbu saja markas mereka! Kita lakukan seperti apa yang mereka lakukan kepada kita." Ujar Rinto

" Ya aku setuju!" Danu berteriak " Bagaimana denganmu Sutan mengapa kau diam saja? Apa kau tidak ingin membela harga diri bangsamu ini?" Tanyanya

" Tunggu dulu. Kita jangan gegabah begitu saja. Mereka tidak mudah dikalahkan. Kita harus menyusun rencana yang tepat jika ingin melakukan perlawanan." Kataku

" Lalu bagaimana?" kata Rinto

" Kita ikuti permainan mereka lebih dulu. Jika ada kesempatan kita lakukan perlawanan. Jika kita lakukan sekarang kita akan kalah telak. Kita tidak punya senjata apa pun untuk melawan mereka. Jika dengan tekad saja itu tidak cukup." Kataku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun