b. Kolek
Berasal dari kata Khaliq, yang berarti "Tuhan Pencipta". Penganan ini melambangkan pengakuan atas keberadaan dan kekuasaan Tuhan.
c. Ketan
Dari kata khata-an, yang berarti "kesalahan" atau "dosa". Penyajian ketan dalam upacara selamatan mencerminkan kesadaran akan kesalahan dan kebutuhan untuk bertobat.
5. Makna Keseluruhan
Ketiga penganan tersebut—apem, kolek, dan ketan—jika dirangkai menjadi satu, mencerminkan permohonan ampun kepada Allah atas segala kesalahan. Ini menunjukkan bagaimana masyarakat Jawa mengintegrasikan konsep-konsep Islam ke dalam budaya lokal mereka. Penganan ini bukan hanya hidangan fisik, tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam, mencerminkan permohonan keselamatan, pengakuan akan kesalahan, dan pengharapan akan rahmat Tuhan.
Melalui sajian-sajian ini, upacara selamatan tidak hanya menjadi perayaan sosial, tetapi juga menjadi momen refleksi spiritual, memperkuat ikatan komunitas, dan melestarikan warisan budaya yang kaya.
Unsur Islam yang terlihat pada acara-acara selamatan yang diadakan bersamaan dengan hari-hari besar Islam mencerminkan bagaimana tradisi lokal dan praktik keagamaan saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa acara selamatan yang dikaitkan dengan hari-hari besar Islam:
1. Muludan
a. Pengertian
Muludan adalah perayaan untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.