2. Pengaruh terhadap Alam Pikiran
a. Alam Pikiran Orang Jawa
Kedatangan Hindu-Budha telah memengaruhi cara berpikir orang Jawa dalam memandang kekuatan yang ada di sekitar mereka. Alih-alih memuja roh-roh yang tidak berwujud, mereka mulai mengidentifikasi kekuatan tersebut dengan dewa-dewi yang lebih konkret, yang memiliki karakter dan atribut tertentu.
b. Pemujaan yang Lebih Terstruktur
 Dalam praktik keagamaan, pemujaan menjadi lebih terstruktur dan formal. Masyarakat mulai menyusun doa-doa yang mempersembahkan penghormatan kepada dewa-dewi, serta memadukan elemen-elemen lokal dengan elemen-elemen Hindu. Ini menciptakan sintesis budaya yang memperkaya tradisi keagamaan masyarakat Jawa.
3. Doa dalam Upacara Selamatan
a. Penyampaian Doa
Dalam upacara selamatan, doa-doa yang diucapkan mencakup ungkapan dalam bahasa Arab yang berisi permohonan perlindungan dan restu dari Allah, serta penyebutan dewa-dewi dari tradisi Hindu-Budha. Hal ini menunjukkan keberadaan elemen sinkretisme, di mana kepercayaan yang berbeda dapat bersatu dalam praktik keagamaan.
b. Penghormatan kepada Dewa-Dewi
Dalam setiap selamatan, penyebutan dewa-dewi dengan cermat dalam doa menandakan penghormatan kepada mereka. Proses ini menjadi bentuk pemujaan yang mewakili harapan masyarakat akan perlindungan dan bimbingan dari kekuatan yang lebih tinggi.
Secara keseluruhan, integrasi unsur-unsur Hindu-Budha dalam praktik selamatan di Jawa menandai transformasi penting dalam cara orang Jawa memahami dan menghormati kekuatan spiritual. Mereka tidak hanya memuja kekuatan alam dan roh, tetapi juga memperluas pengertian tersebut dengan merujuk kepada dewa-dewi, yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan harapan dan permohonan mereka dalam konteks yang lebih kaya dan kompleks. Transformasi ini juga menunjukkan bagaimana budaya dan agama dapat saling mempengaruhi, menciptakan tradisi baru yang berakar pada nilai-nilai dan keyakinan yang ada.