Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selametan: Jejak Tradisi, Warisan Leluhur yang Penuh Makna

18 Oktober 2024   14:20 Diperbarui: 18 Oktober 2024   14:22 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/wikimedia

3. Komposisi Hidangan Lainnya

Hidangan utama dalam upacara ini biasanya terdiri dari nasi yang dicampur dengan kelapa parutan dan ayam isian. Nasi memiliki makna sebagai makanan pokok yang menyatukan semua peserta dalam perjamuan. Kelapa dan ayam juga membawa simbolisme yang berkaitan dengan keberkahan dan kemakmuran. Dengan menggabungkan semua elemen ini, masyarakat menciptakan hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga sarat makna.

Dalam keseluruhan praktik selamatan tingkepan, sajian yang dihidangkan tidak hanya mencerminkan kebutuhan fisik tetapi juga kebutuhan spiritual. Penggunaan dua pisang sebagai persembahan untuk Dewi Pertimah menunjukkan pengaruh tradisi Hindu-Budha yang terus hidup dalam masyarakat Jawa, di mana nilai-nilai keagamaan yang berbeda dapat bersatu dalam praktik yang sama. Ini menegaskan bahwa budaya Jawa adalah hasil dari interaksi kompleks antara berbagai kepercayaan dan tradisi, menciptakan harmoni dalam keanekaragaman spiritual.

Unsur Hindu-Budha yang terdapat dalam praktik keagamaan dan upacara selamatan di masyarakat Jawa mencerminkan pengaruh budaya yang mendalam dan kompleks. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa unsur tersebut:

1. Permohonan kepada Dewi dan Dewa

a. Dewi Nawangwulan

Dalam konteks upacara selamatan midodareni, Dewi Nawangwulan dimohon bantuannya untuk mempercantik gadis-gadis yang hendak menikah. Dewi ini sering diasosiasikan dengan keberuntungan dan keindahan, sehingga pengaruhnya menjadi signifikan dalam praktik budaya pernikahan. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa masih mengaitkan keberhasilan dalam urusan duniawi dengan intervensi dewa atau dewi yang memiliki kekuatan khusus.

b. Dewi Sri

Dewi Sri merupakan dewi padi dalam tradisi Hindu yang dihormati oleh para petani. Permohonan kepada Dewi Sri menjelang panen mencerminkan hubungan yang erat antara pertanian dan spiritualitas. Ini menunjukkan betapa pentingnya keberkahan dalam pertanian bagi kehidupan masyarakat, serta pengakuan akan kekuatan supernatural yang dianggap dapat mempengaruhi hasil pertanian.

c. Dewa Kala (Bethara Kala)

Dewa Kala, yang diminta agar tidak membawa malapetaka pada manusia, menunjukkan kekhawatiran masyarakat terhadap ancaman dari kekuatan jahat atau bencana. Permohonan kepada Dewa Kala pada upacara ruwatan menjadi bentuk tindakan preventif untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun