2. Upacara Selamatan Kematian
a. Proses Roh Setelah Kematian
Dalam budaya Jawa yang dipengaruhi oleh Hindu-Budha, terdapat keyakinan bahwa roh orang yang telah meninggal akan berkeliaran di sekitar rumah selama tiga hari pertama. Keyakinan ini berakar pada pandangan bahwa roh memiliki keterikatan terhadap dunia fisik dan memerlukan proses transisi sebelum sepenuhnya beranjak. Ini sejalan dengan ajaran Hindu mengenai siklus kehidupan dan kematian.
b. Kamaloka dan Proses Pembersihan Roh
 Setelah tiga hari, roh akan memasuki Kamaloka, tempat di mana roh mendiami hingga hari keempat puluh. Keyakinan ini mencerminkan pemahaman tentang proses pembersihan spiritual yang diperlukan sebelum roh dapat memasuki surga. Ini juga menunjukkan pengaruh ajaran Hindu mengenai purgatori dan proses karma, di mana roh harus menghadapi konsekuensi dari perbuatan di dunia sebelumnya.
3. Jangka Waktu Menuju Surga
Keyakinan bahwa roh akan terus berproses selama seribu hari hingga mencapai surga ketujuh dan moksa menunjukkan pemahaman tentang siklus reinkarnasi dan perjalanan spiritual yang panjang. Hal ini sejalan dengan ajaran Hindu tentang moksa, yang berarti pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Proses ini melibatkan evolusi spiritual dan peningkatan kesadaran yang berlanjut hingga mencapai tingkat tertinggi dari eksistensi.
Unsur-unsur Hindu-Budha yang terdapat dalam praktik selamatan dan kepercayaan masyarakat Jawa menunjukkan bagaimana tradisi agama dapat saling berinteraksi dan beradaptasi. Masyarakat Jawa berhasil mengintegrasikan unsur-unsur kepercayaan lama dengan nilai-nilai Islam yang baru masuk, menciptakan suatu sistem kepercayaan yang kaya dan kompleks. Praktik ini tidak hanya melayani kebutuhan spiritual tetapi juga berfungsi untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya dalam komunitas.
Unsur-Unsur Islam dalam upacara selamatan
Unsur Islam dalam praktik upacara selamatan kematian, khususnya dalam konteks tahlilan, dapat dilihat dari beberapa aspek penting berikut:
1. Bacaan Do'a dan Dhikr