a. Praktik dan Tujuan
Meskipun upacara selamatan melibatkan elemen-elemen Islam, seperti doa kepada Allah dan Nabi Muhammad, tujuan utama dari upacara ini adalah untuk memberikan persembahan kepada roh-roh yang diundang. Ini menunjukkan pengaruh yang kuat dari kepercayaan animistik yang masih ada dalam masyarakat.
b. Pencarian Restu dan Perlindungan
Dengan mengundang berbagai roh, masyarakat berharap mendapatkan restu, perlindungan, dan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu kehidupan mereka. Ini menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada leluhur dan roh-roh yang dipercaya memiliki kekuatan.
3. Doa dan Komposisi Selamatan
a. Komposisi Doa
Dalam upacara selamatan, doa yang dibaca biasanya mencakup penyebutan berbagai tokoh, baik dari tradisi Islam (seperti Allah, Nabi Muhammad, Fatimah) maupun tokoh-tokoh leluhur dan roh lainnya. Doa ini menjadi sarana untuk meminta berkah dan perlindungan.
b. Unsur Sinkretisme
 Penyebutan tokoh-tokoh Islam bersamaan dengan roh-roh leluhur menunjukkan adanya sinkretisme antara kepercayaan animistik dan agama Islam. Masyarakat Jawa menafsirkan dan memadukan kepercayaan lama dengan ajaran baru, menciptakan bentuk praktik keagamaan yang unik.
4. Penjelasan Clifford Geertz
Menurut Clifford Geertz, upacara selamatan merupakan refleksi dari kepercayaan masyarakat Jawa yang kompleks, di mana interaksi antara yang hidup dan yang mati, antara yang suci dan yang profan, menciptakan sebuah jalinan budaya yang khas. Upacara ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan identitas dan nilai-nilai komunitas.