Sementara itu, Chen Wei berada di ruangannya sendiri, memakai setelan jas yang dipersembahkan oleh keluarga. Dia merasa tegang namun juga penuh antusiasme. Melihat cincin di jarinya, dia tidak bisa menunggu untuk memangku Li Na sebagai istrinya.
Ketika waktu pernikahan semakin dekat, keluarga dan teman-teman dari kedua belah pihak berkumpul di lokasi acara. Suasana penuh haru dan kebahagiaan memenuhi udara, menguatkan Chen Wei dan Li Na untuk menghadapi langkah besar ini dalam hidup mereka.
Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu tiba. Musik pengantar pengantin mengalun lembut di udara saat Li Na melangkah ke lorong menuju altar, diiringi oleh ayahnya yang bangga. Dia tampak anggun dalam gaun putihnya, tersenyum hangat kepada Chen Wei yang berdiri tegak di ujung lorong.
Chen Wei menatap Na dengan mata penuh cinta dan kekaguman. Hatinya berdebar kencang saat dia menyambut Na dengan penuh kasih di depan hadirin yang menyaksikan momen indah ini.
Upacara berlangsung dengan khidmat, dipimpin oleh seorang pendeta terkemuka yang telah dikenal baik oleh kedua keluarga. Mereka saling bertukar janji cinta dan kesetiaan di hadapan Tuhan dan orang-orang yang mereka cintai.
Setelah pertukaran cincin dan ucapan ikrar, Chen Wei dan Li Na resmi menjadi suami istri. Mereka berdua tersenyum bahagia, merasakan kehangatan dan cinta yang mengelilingi mereka dari semua orang yang hadir.
Pesta pernikahan diadakan di ballroom yang megah, dihiasi dengan elegan dan penuh keindahan. Tamu-tamu mengucapkan selamat kepada pasangan baru ini, menari dan menikmati malam yang penuh kebahagiaan dan kegembiraan.
Di tengah pesta, Chen Wei dan Li Na duduk bersama di meja kehormatan, menatap satu sama lain dengan cinta dan rasa syukur. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka untuk mencapai titik ini tidaklah mudah, tetapi setiap rintangan dan ujian telah membentuk fondasi yang lebih kuat untuk hubungan mereka.
"Makasih, Pak Wei," ucap Na dengan lembut, meraih tangan Wei di bawah meja.
Wei tersenyum hangat. "Tidak, Na, terima kasih telah menjadikan hidupku lebih berarti. Aku sangat bersyukur bisa memanggilmu istriku sekarang."
Mereka saling berpelukan dalam kehangatan dan cinta yang tulus, menandai awal dari babak baru dalam hidup mereka sebagai suami istri.