"Pak Wei, aku merasa bersyukur bahwa kita bisa melalui semua ini bersama-sama," ucap Na dengan lembut, matanya memandang Wei dengan penuh cinta.
Wei mengangguk, meraih tangan Na dengan erat. "Aku juga bersyukur, Na. Kita sudah melewati begitu banyak rintangan, tetapi kita terus maju."
Mereka merenungkan betapa jauhnya mereka telah berjalan bersama, dan betapa banyak hal yang mereka hadapi. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai, tetapi dengan keyakinan satu sama lain, mereka siap untuk menghadapi setiap tantangan dan menjalani setiap kebahagiaan yang mungkin datang di masa depan mereka.
Chapter 14 berakhir dengan Chen Wei dan Li Na terus tumbuh dan belajar melalui setiap perjuangan mereka. Mereka belajar bahwa hidup adalah tentang perjuangan dan pertumbuhan, dan cinta serta dukungan satu sama lain adalah kunci untuk menghadapi setiap peristiwa dalam hidup mereka dengan penuh keberanian dan kepercayaan.
Chapter 15: Mewujudkan Mimpi Bersama
Chen Wei dan Li Na telah menghadapi banyak ujian dalam perjalanan hidup mereka, tetapi mereka terus berjuang bersama untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka.
Di Xingle Entertainment, Wei dan timnya terus bekerja keras untuk memperkuat posisi perusahaan di industri hiburan yang kompetitif. Mereka berhasil meluncurkan beberapa proyek inovatif yang mendapat sambutan baik dari publik dan kritikus. Wei merasa bangga melihat bagaimana visinya untuk perusahaan itu berbuah hasil, meskipun setiap langkah tidak selalu mudah.
Sementara itu, Na juga mengalami kemajuan besar dalam karier musiknya. Album terbarunya akhirnya meraih sukses besar, mendapat tanggapan positif dari penggemar dan kritikus. Dia terus mengeksplorasi berbagai genre musik dan terlibat dalam proyek-proyek kolaborasi yang memperluas pengaruhnya di industri.
Suatu hari, Wei mengajak Na untuk pergi ke sebuah acara amal yang diadakan di kota. Mereka berdua menghadiri acara tersebut, berbicara dengan tamu-tamu yang hadir dan memberikan dukungan kepada kegiatan amal yang dijalankan.
Di tengah acara, Wei menarik Na ke tepi ruangan yang lebih sepi. Dia menatap Na dengan penuh kehangatan di matanya. "Na, saya ingin berbicara tentang masa depan kita," ucap Wei dengan lembut.
Na memandangnya dengan perhatian, hatinya berdebar dalam antisipasi. "Apa yang kamu pikirkan, Pak Wei?"