Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Romansa Presdir: Antara Bisnis dan Cinta

16 Juli 2024   07:18 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:29 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/sothratana37 

Wei tersenyum tipis, senyum yang jarang terlihat di wajahnya. "Tidak, Anda tidak mengganggu. Suara Anda luar biasa, Li Na. Teruslah seperti ini, dan Anda akan mencapai puncak."

Na tersenyum, merasa lebih percaya diri. "Terima kasih, Pak Wei. Saya akan berusaha lebih keras lagi."

Malam itu, Wei kembali ke kantornya dengan pikiran yang dipenuhi oleh suara dan senyum Li Na. Dia mulai mempertanyakan prinsipnya yang selama ini mengesampingkan perasaan demi bisnis. Mungkinkah ada ruang untuk cinta dalam hidupnya yang penuh dengan ambisi?

Chapter 1 berakhir dengan Wei yang mulai merasakan perubahan dalam hatinya, sementara Li Na terus berjuang untuk meraih mimpinya di dunia hiburan. Pertemuan tak terduga ini menjadi awal dari perjalanan panjang mereka yang penuh dengan tantangan, harapan, dan cinta.

Chapter 2: Awal Dari Perubahan

Pagi itu, sinar matahari menerobos masuk melalui jendela besar di ruang latihan Xingle Entertainment. Li Na sudah berada di sana, berlatih dengan penuh semangat. Dia mengulang gerakan tariannya berkali-kali, mencoba menyempurnakan setiap langkah. Keringat mengalir di dahinya, namun semangatnya tak pernah surut.

Di sisi lain gedung, Chen Wei baru saja tiba di kantornya. Dia duduk di balik meja, namun pikirannya melayang kembali ke malam sebelumnya, ketika dia mendengar Li Na bernyanyi. Ada sesuatu tentang gadis itu yang membuatnya tak bisa berhenti memikirkannya.

"Pak Wei, ini jadwal rapat Anda hari ini," kata Zhang Li, asistennya, sambil menyerahkan sebuah tablet dengan daftar panjang agenda.

Wei mengangguk tanpa melihat. "Terima kasih, Zhang. Ada hal lain?"

Zhang Li ragu sejenak sebelum berbicara lagi. "Saya hanya ingin mengingatkan bahwa Anda memiliki pertemuan dengan Li Na dan tim promosi pukul 10 pagi."

Wei menatap jam dinding. Masih ada waktu sebelum pertemuan itu. Dia memutuskan untuk melihat-lihat persiapan Na sebelum rapat dimulai.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun