Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Romansa Presdir: Antara Bisnis dan Cinta

16 Juli 2024   07:18 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:29 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/sothratana37 

"Chen Wei, kami punya kabar penting," kata ayahnya dengan suara berat. "Keluarga kita dan keluarga Li sudah lama berjanji untuk menjodohkan anak-anak kita. Tuan Li di sini untuk membicarakan perjanjian itu."

Wei terkejut. "Apa? Mengapa saya tidak pernah mendengar tentang ini sebelumnya?"

Tuan Li tersenyum. "Ini adalah perjanjian lama yang dibuat oleh kakekmu dan ayahku. Kami ingin memastikan bahwa tradisi keluarga ini tetap terjaga."

Wei merasa bingung dan marah. "Tapi, Ayah, Ibu, saya tidak bisa menerima ini. Saya memiliki hidup dan pilihan saya sendiri."

Ibunya mencoba menenangkannya. "Wei, kami tahu ini sulit. Tapi tolong pertimbangkan ini. Keluarga Li adalah mitra bisnis penting, dan ini bisa memperkuat hubungan kita."

Wei merasa terjebak. Di satu sisi, dia ingin menghormati keluarganya, tetapi di sisi lain, hatinya sudah tertaut pada Li Na. Dia merasa harus mencari cara untuk keluar dari situasi ini tanpa merusak hubungan keluarga dan bisnis.

Keesokan harinya, Wei kembali ke kantor dengan pikiran yang kacau. Dia mencoba fokus pada pekerjaannya, tetapi pikiran tentang perjodohan itu terus mengganggunya. Dia merasa harus berbicara dengan Na tentang apa yang terjadi.

Di studio latihan, Na sedang berlatih untuk adegan penting dalam filmnya. Wei menunggunya selesai sebelum mendekatinya. "Na, bisakah kita bicara? Ada sesuatu yang harus aku sampaikan."

Na melihat raut wajah Wei yang serius dan mengangguk. "Tentu, Pak Wei. Ada apa?"

Mereka berjalan ke ruang pribadi di studio, dan Wei mulai menceritakan tentang perjodohan yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya. Na mendengarkan dengan cermat, merasakan campuran antara kekhawatiran dan kebingungan.

"Pak Wei, ini sangat mengejutkan. Apa yang akan Anda lakukan?" tanya Na, mencoba memahami situasi yang dihadapi Wei.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun