Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Romansa Presdir: Antara Bisnis dan Cinta

16 Juli 2024   07:18 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:29 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/sothratana37 

Wei mengangguk. "Ya, Mr. Zhang. Saya yakin dia memiliki potensi besar dan bisa membawa Xingle ke tingkat yang lebih tinggi."

Mr. Zhang mengamati Wei dengan tajam. "Namun, saya juga mendengar kabar bahwa Anda terlalu dekat dengan Li Na. Apakah ini benar?"

Wei terkejut dengan pertanyaan itu, namun berusaha tetap tenang. "Li Na adalah artis yang sangat berbakat dan saya hanya ingin memastikan dia mendapatkan dukungan yang tepat."

Mr. Zhang mengangguk pelan. "Baiklah, saya harap Anda bisa menjaga profesionalisme. Hubungan pribadi tidak boleh mengganggu keputusan bisnis."

Wei memahami maksud Mr. Zhang dan berjanji untuk tetap fokus pada tujuan perusahaan. Namun, setelah pertemuan itu, dia merasa semakin tertekan. Perasaannya terhadap Na semakin sulit diabaikan, tetapi dia juga tidak ingin mengorbankan profesionalisme dan reputasinya.

Sementara itu, Li Na juga merasakan tekanan yang sama. Media mulai mengendus kedekatannya dengan Wei, dan gosip pun mulai beredar. Na merasa bingung dan cemas. Dia tidak ingin hubungannya dengan Wei merusak kariernya yang baru dimulai.

Pada malam hari setelah latihan yang melelahkan, Na kembali ke apartemennya dan menerima telepon dari Wei. "Na, bisakah kita bertemu? Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan," kata Wei dengan suara serius.

Na setuju, dan mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang tenang. Wei tampak gelisah, dan Na bisa merasakan ada sesuatu yang berat di pikirannya.

"Na, saya minta maaf jika perhatian saya kepada Anda menimbulkan masalah," kata Wei setelah mereka duduk. "Saya tidak ingin hal ini mengganggu karier Anda."

Na menggelengkan kepala. "Pak Wei, Anda tidak perlu meminta maaf. Saya menghargai semua yang Anda lakukan untuk saya. Tapi saya juga merasa cemas tentang gosip yang beredar."

Wei menghela napas. "Saya juga merasakannya, Na. Saya tidak ingin perasaan pribadi saya mengganggu pekerjaan kita. Mungkin kita harus menjaga jarak untuk sementara waktu, setidaknya sampai debut Anda selesai."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun