Wei mengangguk. "Ya, Mr. Zhang. Saya yakin dia memiliki potensi besar dan bisa membawa Xingle ke tingkat yang lebih tinggi."
Mr. Zhang mengamati Wei dengan tajam. "Namun, saya juga mendengar kabar bahwa Anda terlalu dekat dengan Li Na. Apakah ini benar?"
Wei terkejut dengan pertanyaan itu, namun berusaha tetap tenang. "Li Na adalah artis yang sangat berbakat dan saya hanya ingin memastikan dia mendapatkan dukungan yang tepat."
Mr. Zhang mengangguk pelan. "Baiklah, saya harap Anda bisa menjaga profesionalisme. Hubungan pribadi tidak boleh mengganggu keputusan bisnis."
Wei memahami maksud Mr. Zhang dan berjanji untuk tetap fokus pada tujuan perusahaan. Namun, setelah pertemuan itu, dia merasa semakin tertekan. Perasaannya terhadap Na semakin sulit diabaikan, tetapi dia juga tidak ingin mengorbankan profesionalisme dan reputasinya.
Sementara itu, Li Na juga merasakan tekanan yang sama. Media mulai mengendus kedekatannya dengan Wei, dan gosip pun mulai beredar. Na merasa bingung dan cemas. Dia tidak ingin hubungannya dengan Wei merusak kariernya yang baru dimulai.
Pada malam hari setelah latihan yang melelahkan, Na kembali ke apartemennya dan menerima telepon dari Wei. "Na, bisakah kita bertemu? Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan," kata Wei dengan suara serius.
Na setuju, dan mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang tenang. Wei tampak gelisah, dan Na bisa merasakan ada sesuatu yang berat di pikirannya.
"Na, saya minta maaf jika perhatian saya kepada Anda menimbulkan masalah," kata Wei setelah mereka duduk. "Saya tidak ingin hal ini mengganggu karier Anda."
Na menggelengkan kepala. "Pak Wei, Anda tidak perlu meminta maaf. Saya menghargai semua yang Anda lakukan untuk saya. Tapi saya juga merasa cemas tentang gosip yang beredar."
Wei menghela napas. "Saya juga merasakannya, Na. Saya tidak ingin perasaan pribadi saya mengganggu pekerjaan kita. Mungkin kita harus menjaga jarak untuk sementara waktu, setidaknya sampai debut Anda selesai."