Wei mengangguk, mencoba tetap tenang meskipun hatinya gelisah. "Saya akan mengadakan konferensi pers. Kita harus memberikan penjelasan resmi untuk meredam rumor ini."
Li Na duduk di pojok ruangan, merasa bersalah dan khawatir. Dia tidak pernah berniat untuk membiarkan hubungannya dengan Wei menjadi masalah. Namun, sekarang dia harus menghadapi kenyataan bahwa privasinya telah dilanggar dan kariernya terancam.
Wei memutuskan untuk berbicara secara terbuka. Dalam konferensi pers yang diadakan keesokan harinya, dia tampil bersama Na. Ruangan itu penuh dengan wartawan yang siap dengan pertanyaan-pertanyaan tajam.
"Saya ingin menjelaskan bahwa hubungan antara saya dan Li Na adalah profesional," kata Wei dengan suara tegas. "Semua keputusan yang diambil berdasarkan kinerja dan potensi Na sebagai artis. Saya mohon agar privasi kami dihormati."
Na mengangguk, mengambil mikrofon. "Saya berterima kasih kepada Pak Wei dan Xingle Entertainment atas dukungan mereka. Saya berusaha keras untuk mencapai posisi ini, dan saya berharap bisa terus memberikan yang terbaik untuk para penggemar saya."
Meskipun pernyataan mereka berusaha meredakan situasi, gosip tetap beredar. Media terus memburu berita, dan para penggemar terbagi antara yang mendukung dan yang meragukan integritas Na.
Di tengah badai media, Wei dan Na berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaan mereka. Na mulai terlibat dalam proyek-proyek baru, sementara Wei mencari cara untuk melindungi perusahaan dan artis-artisnya dari dampak negatif skandal tersebut.
Namun, tekanan semakin berat dirasakan oleh Na. Setiap kali dia tampil di publik, selalu ada pertanyaan tentang hubungannya dengan Wei. Ini mengganggu konsentrasinya dan membuatnya merasa terjebak dalam pusaran gosip yang tak ada habisnya.
Suatu malam, setelah selesai syuting, Na merasa sangat lelah dan tertekan. Dia mengunci diri di apartemennya, berusaha menenangkan diri. Wei, yang tahu betapa berat beban yang dipikul oleh Na, memutuskan untuk mengunjunginya.
"Na, ini saya, Wei. Boleh saya masuk?" Wei mengetuk pintu dengan lembut.
Na membuka pintu, dan Wei bisa melihat betapa lelah dan sedihnya Na. "Pak Wei, saya merasa hancur. Semua ini terlalu berat."