Mohon tunggu...
Afroh Fauziah
Afroh Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Pemahaman

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kungkungan Buatan

10 Februari 2021   02:44 Diperbarui: 10 Februari 2021   03:01 2639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepalaku dipenuhi dengan rasa linglung, penjelasan yang memaksa masuk ke dalam otak. "Tunggu bu, jadi maksud Ibu, tanpa ramuan itu sebenernya kita bisa bernafas dalam air? Bahkan sampai berlari diatas air?"

"Ya."

"Tapi kan bu, selama ini aku tak suka pelajaran itu, bagaimana mungkin? Lalu gunanya ramuan itu?"

"Ramuan itu hanya untuk Ayahmu. Dia tak seperti kita, dia manusia biasa. Dan yang kau pelajari selama ini hanya untuk mendorong agar kekuatan yang sebenarnya ada dapat muncul."

"Ayah manusia biasa? Lalu kita apa?"

"Mutan"

Matahari mulai menampakkan dirinya. Tidak, bahkan sekarang aku meragukan bahwa yang kulihat itu matahari, bisa saja hanya benda yang bersinar terang menderang ciptaan makhluk luar itu. Setelah penjelasan Ibu semalam, aku semakin tak bisa mempercayai kehidupan sekelilingku.

Setelah semua orang telah terbangun dari tidurnya, berlanjutlah perjalanan kami menyusuri hutan. Ditengah perjalanan, aku menjelaskan pada Ida dan Aca tentang apa-apa yang telah dijelaskan Ibu semalam. Tentu pada awalnya otak mereka menolak penjelasan itu. Tapi mau bagaimanapun pada akhirnya mereka dapat menerima. Bahkan Ida semakin takjub dengan dirinya sendiri disertai bukti tatapan berbinar yang terkuar dari matanya.

"Jadi kita semua memiliki kekuatan yang dapat meledak kapanpun tergantung dorongan dari dalam jiwa kita sendiri?" tanya Aca.

"Sepertinya tidak semua, seperti Ayahku." jawabku. "Mungkin dia dihukum karena kesalahan tertentu dan dibuang ke dalam kawasan kita. Setelah ingatannya pulih, beliau mencoba kembali pada satuan pekerjaannya itu."

"Mengapa kamu bisa mengatakan itu, nak?" tanya Ibu. "Persepsiku, Bu." terangku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun