Mohon tunggu...
13_Fandi Achmad Fahrezi
13_Fandi Achmad Fahrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tulisan tulisan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antologi Puisi

4 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:24 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari mati bersama!

Buruh

Rumah ditinggalkan untuk singgah di negeri sebrang dengan tujuan yang mulia.

Sesuap nasi menjadi patokan untuk tetap bertahan di dalam karamnya kapal

Terombang-ambil di tengah lautan sama sekali tak mengguncang keyakinan.

Namun mereka sama sekali tak berdaya.... Melangkah tanpa di beri bekal landasan atau perlindungan hukum.

Gantung diri menjadi jawaban untuk mengakhiri kebengisan majikan.

Dua puluh jam bekerja tanpa mendapatkan logistik sebagai pemercik semangat.

Mereka di jadikan komoditi atas rasa dahaga manusia akan harta

Sementara kita? Seenaknya saja menghitung jumlah korban sebagai acuan untuk bertindak. Padahal, di punggung kita terdapat mandat konstitusi untuk melindungi hak hidup setiap warga negara

Sementara kita? Menginginkan boikot terhadap pejuang visa negara tanpa merangkul kekurangan mereka.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun