Mohon tunggu...
13_Fandi Achmad Fahrezi
13_Fandi Achmad Fahrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tulisan tulisan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antologi Puisi

4 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:24 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serta benarlah jika hidup adalah penjara dan Allah sesuai dengan prasangka hambanya.

Utilitarian

Rasa tak lagi sama namun aku takkan pernah lupa. 

Bagaimana aku bisa lupa saat kau hunus diriku dengan kejam menggunakan pedang utilitas. Kala itu, aku terkapar... Mencoba merangkak dalam keadaan bersimbah darah dan tak punya daya untuk bangkit menapaki bumi. Sebab telah hilang percaya diri.

Sedangkan aku, bagaikan seorang tuna rungu yang membiarkan gonggongan mereka hanya berlalu.

Tak mengapa, kau mengajarkanku bahwa "Habis Gelap, Terbitlah Terang" 

Gelap itu akan datang kembali ketika aku mengamini begitu saja gonggongan berisik itu.

Terang itu akan semakin menjauh di kala aku membiarkan diriku tak menilai seseorang dengan seutuhnya.

YDF

Anggep aja tahu itu lagu. 

Tiap bumbunya adalah lirik-lirik yang semakin mengingatkanmu akan sesuatu. Itulah sebabnya kamu rela meluangkan waktumu untuk mendalami lyrik itu sampai usai, sama kyk ngantri tahu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun