Maafkan aku Bu, sungguh maafkanlah aku.
Fitri Tak Berarti
Kala si biru dibombandir habis-habisan
Kala manusia saling mendesak dalam lintasan
Sorak-sorai bergembira memenuhi sudut kota
Masih adakah maaf itu meskipun telah dibombandir pilu?
Akankah maaf itu meredam hasrat yang bergemuruh?
Mungkinkah kemenangan itu menjadi semu?
Dimanakah letak kemurnian itu? Ketika ruang melembab dan lumut terus saja berkembang.
Tak Istimewa
Di sinilah aku, di apit romansa picisan dengan aroma kuah pop mie yang menari-nari diantara indra pencium.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!