Bu. Kadang aku tak sekuat itu dan meratapi banyak hal di dalam bahtera ini.
Puluhan jam ku habiskan untuk tidur bukan karena ingin menghindar melainkan untuk memenuhi harapan untuk bertemu denganmu dan menumpahkan semua ini.
Ku mohon berkunjunglah ibu... Rindu ini mulai mencekik relung hati serta menghantam keras kelopak mata. Ibu, anakmu sedang tidak berdaya.
Terima Kasih Telah Pergi
Semua mulai terasa membosankan...
Perempuan dambaan, aktivitas kegemaran serta hiruk-pikuk dunia kedua benar-benar hambar.
Bersamanya bukan lagi sebuah impian meskipun ia pernah membuatku merasa "aku menjadi lebih baik karenanya."Â
Awalnya ku rasa semesta enggan melihatku bahagia sebab merenggangkan aku denganya. Akan tetapi... Pamitnya adalah anugerah.
Tak ku jumpai lagi semangat itu, Jarang terjadi lagi kebersamaan dikala senggang dan pupus sudah impian kita.
Kemana semua itu?
Air masih tersisa, sebagian tanah masih subur dan beberapa tanaman belum gersang...Â