Mohon tunggu...
Yusi Kurniati
Yusi Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penikmat sastra

Penulis novel Ayam Goreng Gadamala & Pria Berkacamata (2021), Pacar Dunia Maya (2016), Kumpulan cerpen Sepenggal Kisah (2016), dan kontributor dalam 45 antologi cerpen dan fiksimini. Alumnus S2 Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Doa Restu

21 September 2020   22:02 Diperbarui: 21 September 2020   22:36 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya Dek, Mas Tian juga. Tapi kalau Mas Bagas lihat kamu nangis terus gini nanti Mas Bagasnya juga ikutan sedih,” ucap Mas Tian berusaha menenangkanku. Bukannya tenang, tangisku malah semakin menjadi-jadi. Mas Tian mempererat pelukannya. Diusapnya air mata yang membanjiri pipiku. Aku tahu dia juga merasakan kesedihan dan kehilangan yang sama, hanya saja sebagai kakak lelaki dia tak ingin menunjukkannya di hadapanku.

....

Bapak tak suka dengan kecintaanku pada bela diri, beliau berharap putri semata wayangnya ini bisa menjadi lebih feminin seperti gadis lainnya. Ketika kelas dua belas, bapak mengenalkanku pada anak koleganya, seorang calon dokter tampan dan rupawan. Namanya Arjuna. Selama ini aku memang tak pernah terdengar dekat dengan pria kecuali Jaka. Bapak khawatir kalau-kalau anaknya ini kelak jadi perawan tua karena terlalu sibuk dengan urusan bela diri dan tembak menembak. Aku bukannya tak tertarik untuk memulai hubungan cinta, hanya saja aku memang tak sempat memikirkannya.

Sepulang sekolah aku disibukkan dengan kegiatan yang cukup menyita waktuku, mana sempat aku melirik pria, bahkan sekadar untuk menyukai seorang pria pun aku merasa tidak punya cukup waktu. Dua puluh empat jam saja rasanya masih kurang.

Dengan terpaksa aku pun menuruti maunya bapak untuk berkencan dengan pria yang 5 tahun lebih tua dariku itu setiap akhir minggu. Kencanku tak pernah terbilang sukses. Setiap kali Mas Juna mengajakku nonton bioskop aku selalu ketiduran sehingga ketika dia mengajakku membahas film yang baru kami tonton, aku tak tahu apa-apa. Sering dia kesal kepadaku, tapi setelah aku meminta maaf maka dia akan kembali tersenyum. Dia benar-benar pria penyabar.

Hubunganku dengan Arjuna berakhir ketika aku lulus SMA. Bukan karena sifatku yang acuh tak acuh, bukan pula karena kebiasaan burukku yang tertidur saat berkencan dengannya. Tapi semua karena aku mengambil keputusan yang mungkin di luar nalar Arjuna, bahkan tak terduga oleh kedua orangtuaku. Aku memutuskan jadi kowad atau tentara wanita.

Amplop kelulusan sudah di tangan bapakku. Aku lulus dengan nilai yang tidak terlalu mengecewakan. Bapak sudah siap dengan brosur sebuah perguruan tinggi, tempat Arjuna menuntut ilmu.

“Ini brosur kampus, kamu sudah bapak daftarkan ke sini. Tesnya dua minggu lagi. Persiapkan dengan baik,” ucap bapak yang terdengar seperti perintah yang mutlak harus dilaksanakan itu. Aku hanya mengangguk seolah setuju. Tak ingin kubuat bapak murka saat itu. Padahal dalam benakku, aku sama sekali tidak berminat menjadi seorang dokter seperti maunya bapak.

Tanpa sepengetahuan bapak, aku mendaftarkan diri menjadi kowad sambil tetap mengikuti tes masuk kedokteran agar bapak tak curiga. Aku bahkan berhasil menipu bapak untuk mendapatkan tanda tangannya.

“Kamu gila ya, kalau ketahuan bapakmu beliau bisa ngamuk dan se-kabupaten bisa ribut karenanya,” ucap Jaka sedikit hiperbola.

“Udah doain aja aku lulus, soal bapak marah ntar aku pikirin.”Aaku menjawab santai meski sebenarnya dalam hati aku waswas jua akan murkanya bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun