Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ku Benci Kau dengan Cintaku

15 September 2016   21:08 Diperbarui: 15 September 2016   21:34 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nggak bisa, karena gue benci sama lu." sahutku memasuki mobil, akhirnya kamipun makan malam juga. Adam memang menyiapkan dinner romantis untuk kami. Sesungguhnya aku sedikit terkesan, apalagi Adam selalu mencoba bersikap manis dengan semakin dekatnya tanggal pernikahan kami.

 ••••••

"Ini apa pa?"

"Paket bulan madu untuk kalian nanti, kamu pilih saja sayang. Mau kemana, biar papa yang urus semuanya!"

"Bulan madu pa, nikah aja belum!"

"Ya nggak apa-apa dong sayang, jadi nanti sudah tidak repot!"

"Hm..., nanti dulu deh pa. Biar Key lihat-lihat dulu!"

"Ok sayang, nanti lekas kasih tahu papa ya!"

Papa girang sekali ingin Adam jadi menantunya, usia Adam saja 4 tahun lebih muda dariku. Harusnya papa nyari jodoh yang dikit lebih dewasa kek buatku, ini malah anak ABG! Mentang-mentang tante Marisa dan om Angga dulu teman SMU papa.

 •••••••

Kuhentikan langkah ketika kulihat Adam sedang dikerubuti bagai gula ditengah pasukan semut, semua orang bilang aktingnya di film terbarunya sangat memukau. Ia mampu memainkan seorang pria dengan karakter ganda, karakter utama yang ia mainkan membuatnya semakin digilai saja oleh cewe-cewe alay itu. Tapi menurutku aktingnya itu sangat memuakkan, ku terobos kerumunan yang sedang berselfie ria memperebutkan Adam. Bagaimana kalau Adam memutuskan tidak sekampus denganku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun