Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ku Benci Kau dengan Cintaku

15 September 2016   21:08 Diperbarui: 15 September 2016   21:34 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adam seperti membatu, tante Fahira menolehku lalu berdiri menatapku. Adam memutar kepalanya hingga bisa menemukan wajahku.

"Key!" desisnya hampir tak terdengar, tanpa basa-basi aku pun menghampirinya. Menatapnya dengan amarah, rasa bahagia, sedih, gembira, dan semua yang beraduk menjadi satu, lalu kulayangkan sebuah tamparan keras ke pipinya hingga wajahnya terlempar ke kanan.

"Apakah..., gue wanita sedangkal itu dimata lu?" seruku, "lu pulang Dam, lu masih hidup. Tapi lu nggak temuin gue?" suaraku sedikit bergetar, "lu benar-benar jahat ya, lu brengsek Dam!"

"Gue udah berbeda Key!"

"Ya, lu memang udah berubah. Lu bukan lagi Adam yang gue kenal, yang suka jail sama gue, yang suka bikin gue marah, suka bikin gue kesel!" perlahan Adam memutar wajahnya, sedikit mendongak untuk menatapku, "lu tahu, gue jadi nggak punya orang yang bisa gue omelin!" tangisku. Tapi kuselipkan sedikit tawa di dalamnya, kulihat Adam menyengirkan tawa tipis di bibirnya,

Aku tidak tahan lagi, aku bukan datang untuk menceramahinya. Jadi langsung kuambrukan diriku ke dalam pelukannya, menangis di bahunya, tersedu seperti anak kecil,

"Lu jahat Dam, gue benci sama lu..., jangan tinggalin gue lagi!" pintaku dalam tangis, "gue nggak bisa hidup tanpa lu," ucapku. Ku rasakan Adam membalas pelukanku, erat. Aku tahu ia juga menangis, meski tanpa suara, "tapi gue udah nggak sempurna, Key!" katanya.

Ku lepas pelukannya dan ku bungkam mulutnya dengan bibirku, ini pertama kalinya aku yang menciumnya, ku tangkup wajahnya dengan seluruh kerinduanku, "nggak ada yang sempurna di dunia ini, Dam. Tapi api yang lu kobarkan dalam jiwa gue nggak akan pernah padam, dan gue juga akan ngebiarin api di jiwa lu yang gue cintai padam.____kita,___lu..., masih harus nikahin gue!" ucapku merubah mimiknya.

"Lu nggak lupa kan? Awas aja kalau kali ini lu nggak muncul dihari pernikahan kita, gue bakal bunuh lu!"

Ia mengeluarkan tawa ringan, "dasar ratu jutek," tapi ia mengenggam tanganku di pipinya dan menciumnya lembut. Sebutir airmata menetes dari pelupuknya, lalu ia berucap,

"Terima kasih!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun