Papa menggeleng pelan, "maaf sayang, tapi papa janji, kami akan berusaha membawa Adam pulang dengan selamat!" ucap papa bersungguh-sungguh. Aku benar-benar membatu. Ku lirik kak Keyga yang sudah berdiri tak jauh dari kami, yang menampakan duka yang sama dengan papa.
"Nggak!" bibirku bergetar, "nggak mungkin!" aku menggeleng, "ini pasti bagian dari rencana gilanya!" seruku bangkit berdiri. Kulangkahkan kaki tapi kak Keyga menangkap tubuhku,
"Key, lu mau kemana?"
"Key mau jemput Adam, lepasin kak! Besok kami mau menikah," rontaku. Kak Keyga mempererat dekapannya terhadap tubuhku, "key!" desisnya.
"Lepasin kak,"
"Key, tenangkan diri lu!"
"Dia pikir ini lucu apa, lihat saja, gue bakal bunuh dia!" seruku dengan airmata yang tak mampu lagi kubendung,
"Key, please!"
Rontaku mengendur perlahan, aku tersedu dan akhirnya terisak. Kak Keyga memelukku untuk meredam tangisku, "kak..., Adam kak!"
••••••••••
Satu minggu tanpa Adam.