dr. Rere M.Kes adalah kepala Klinik di kampus, cantik masih single dan juga kadang menjadi seorang model, Indo antara Betawi dan Turki, dan masih saudara pemilik yayasan kampus. ini yang membuat Daniel menjadi semangat dalam berbisnis dan tentu saja kuliahnya.
Kata Lie sambil berbisik,"yahh kita sih hanya bisa melihat saja, jangan coba -- coba berharap". Sedangkan Daniel hanya terpesona melihat dr. Rere dan sedikit berkhayal nakal.Â
dr. Rere bertanya kepada Daniel.
Dengan gugup Daniel menjawab,"sssaya siap pak, eh maksud saya bu, mba",
Mereka agak tertawa lepas melihat tingkah laku Daniel,
"apa yang siap", tanya dr. Rere, agak tersenyum juga melihat keadaan Daniel. dr. Rere sebetulnya sudah tahu sikap Daniel terhadapnya, ia hanya berpikir sikap Daniel terhadapnya hanya sikap yang biasa antara mahasiswa dan Dosen. dr. Rere. M.kes mengajar di kelas statistik. Â
"begini Niel, Lie", terdengar berkata Neil, berusaha untuk bersahabat tapi yang dipanggil seperti itu pasti berbeda tanggapan.
"Coba kalian mengkoordinir teman -- teman kalian seperti tahun kemarin, nanti Insya Allah ada duit lelah bagi kalian seperti yang dulu kita kerjakan".
"bagaiman rencana untuk membuat acsessoris buat calon mahasiswa baru bu?", tanya Lie, ia bertanya untuk proyek -- proyek yang mereka harapkan melihat Daniel kelihatannya masih jetleg melihat dr. Rere. dr. Rere tahu itu dan mengatakan akan dirapatkan antara Panitia Utama karena menyangkut anggaran.
Bapak Rudi menambahkan," untuk Panitia Inti akan diadakan rapat lagi besok pagi untuk menuntukan struktur anggota dan terutama anggaran pelaksana". Rapatpun selesai.
Di kantin kampus Lie mengomeli Daniel,Â