Mohon tunggu...
Firdaus Ahmadi
Firdaus Ahmadi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Penulis

Dosen dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Daniel (From Zero to Hero)

30 Maret 2021   09:18 Diperbarui: 30 Maret 2021   09:34 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Yaah memang tidak gampang terjun dalam bisnis ini, setelah keluar dari kantor Yayasan, Daniel langsung mengukuti seminar bisnis di Jakarta. Ia bertemu seorang pengusaha yang lagi krisis, beberapa warung makannya yang bertemakan dari daerah ia tutup karena masalah pemasaran dan keuangan yang buruk. Melihat hal itu Daniel melihat ini sebagai sebuah peluang,

Merekapun bertemu di kantin didekat tempat seminar diwaktu istirahat, setelah berkenalan mereka mulai bercakap -- cakap,

"tadi saya mendengar di dalam seminar bapak bertanya kepada salah seorang penelis bahwa bapak sedang ada masalah di rumah makan "doa ibu" yang bapak kelola, mungkin ada yang bisa saya bantu",

"iya pak, seperti yang saya tanyakan kepada salah -- satu penelis di seminar, saya ini punya delapan warung makan sepertinya ada masalah di pemasaran, cukup susah mencari tempat yang cocok sesuai dengan calon konsumen kami yang biasannya orang -- orang dari ekonomi kebawah, juga masalah keuangan kayanya ada kebocoran disana -- sini, pusing saya menghadapinya", terdengar logat Tegalnya, pak Purnamo orang dari daerah yang cukup sukses di Jakarta.

"sayang sekali saya lihat bapak punya sumber daya yang bagus terbukti bisa membuka delapan cabang di Jakarta, masalah pemasaran dan keuangan kalau saya lihat ada dimana -- mana terutama bagi usaha kecil dan menengah seperti bapak, pasti bapak mempercayakan saudara atau kenalan bapak untuk menghandle keuangan bapak?",

"lho bapak Daniel tahu!..lalu bagusnya bagaimana?"

"bagaimana kita berkerjasama?, namun saya ingin melihat dulu warung makan bapak, lalu kita bicarakan seluruh masalah yang ada seperti masalah keuangan dan pemasaran, bahkan saya tidak ragu - ragu untuk menanamkan dana untuk usaha ini",

"benar pak?"      

"insya Allah, saya juga pernah menghandle usaha yang sejenis".

Alhamdullillah untuk bisnis yang satu ini lebih mudah di "akuisisi" oleh Daniel, pengalaman ia pernah menghandle usaha rumah makan, namun memang ada kekurangan disana - sini, dari mulai masalah keuangan yang tidak sinkron dengan laporan keuangannya, masalah SDM dan pemasaran yang memang yang memang sudah diperkirakan, namun untuk rasa makanan sudah bagus. Iapun menghandle langsung masalah keuangan di rumah makan ini. Jelas banyak yang tidak suka terutama pihak statusquo, ia sudah memperingatkan bahwa ia seorang investor yang pasti dana yang ia tanam harus bisa berjalan baik sebagaimana mestinya. Ia juga memberi nasihat dan pengertian kepada karyawaan yang ada untuk bisa membuat usaha agar lebih baik terstruktur dan terarah, akhirnya tinggalah yang baik -- baik saja yang punya keinginan untuk memperbaiki usaha ini. Selama ini ia sering sidak ke cabang -- cabang rumah makannya, ia menginstruksikan agar menjaga kebersihan karena itu menjadi ciri khas ruman makannya, walaupun pangsa pasar orang -- orang menengah kebawah namun kita harus menjaga kebersihan supaya kelihatan bersih dan sehat.

Sudah ada beberapa usaha yang ia "akuisisi" dan semuannya berjalan dengan cukup lancar, entah cara bicarannya yang bagus, entah keadaan yang memungkinkan, entah ia ketemu orang yang tepat, waulau a'lam. Beberapa lama DR. Hari Siregar menghubunginya, Daniel berpikir, mereka pasti sudah berubah pikiran, untung masalah bisnis rumah makan "doa ibu" sedah selesai. Danielpun bertemu di tempat yang lama, ia sekarang lebih percaya diri dalam menghandapi bisnis ini. Setelah mengucap salam mereka saling berbicara, di dalam  ruang rapat ada struktural kampus yaitu,  bapak Jonan Siregar dan ibu Ani sebagai Ketua masing -- masing Sekolah Tinggi dan ada bapak DR. Didik Siregar sebagai sekretaris Yayasan, kemudian pak DR. Hary Siregar memulai pembicaraan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun