Mohon tunggu...
Puji Darmanto
Puji Darmanto Mohon Tunggu... -

SAYS AND UP !!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sute Senja

23 Juni 2015   16:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Lihat dirimu, ini bukan kau Sur, aku percaya itu, kau hanya dingin dengan hasutan antek-antek gaibmu itu,” ucap Tejo pelan. Surti malah terus menangis, melihat wajah Sute yang sayu. Tak tahu apa-apa, trauma, dan tak ada arus apapun.

Beberapa detik kemudian ia mulai meniup pita suaranya, “Sute bukan kerikil kan pak ?”tanya Sute.

“Apa yang kamu bicarakan Sute ?” sahut Tejo cepat.

“Emak memanggilku dengan panggilan itu pak ?” Sute menjawab.

Tak ada jawaban lagi dari Tejo, dan tiba-tiba suasana menjadi hening. Angin malam tengah melangkah, membelai jiwa sunyi tak bertepi. Tapi dengan angin itu pula semua amarah bisa terseret jauh keluar. Pembicaraan di rumah itu dinyalakan lagi oleh Tejo.

“Sur, kenapa kau lakukan itu pada Sute?” tanya Tejo dengan harap penuh.

“Menurutmu aku melakukan apa Jo pada anak sialan ini ?”, tanya Surti balik.

“Iya kan, kamu masih belum sadar rupanya ?” sangkal Tejo balik.

“Aku cuma minta kesadaranmu saja Sur, sebagai layaknya seorang ibu kau harus sadar dan bertingkah sewajarnya padanya”, tambah Tejo

“A.. aku..”, jawaban Surti terhenti.

“Kau kenapa Sur ?” tanya Tejo menyambung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun