“Yoo, Adi! Kita datang nih!” seru Yolan, sang ketua klub.
“Wahhh…sepertinya ini asli!” seru Rani, si cantik (ehem…) anggota klub seni sembari menyentuh salah satu lukisan Van Gogh.
“Ini nih, yang asli. Ayo, silakan diminum.” Kataku saat menghidangkan teh untuk mereka.
“Enak…”
“Eh, iya enak lho!”
“Ho-oh…enak.”
“Mantap, tenan!”
“Hahahaha…dasar ndeso!”
Aku tersenyum mendengar komentar teman-teman yang saling bersahutan. Kupandang lukisan seorang pria muda yang berdiri dengan gagah dengan mata berkaca-kaca. Terharu.
***
“Kakek ingin berterimakasih pada seluruh putra dan putri Kakek yang sudah bekerja keras untuk menyembuhkan perasaan Kakek.”