Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 22, Perjalanan Ke Padepokan (Cersil STN)

22 April 2024   09:50 Diperbarui: 1 Juni 2024   14:59 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sembada balik badan hendak melangkah menuju pohon beringin yang ditunjuk Handaka. Namun batal karena suara berat dan dalam mencegahnya.

"Kau tak perlu menungguku di bawah pohon beringin itu Sembada. Masuklah ke pendapa, kau adalah tamuku. Duduklah ditikar itu, tunggu aku selesai membersihkan badan di pakiwan." Kata ki demang Sentika.

"Ayah!!??" Handaka sedikit terkejut dan heran atas kemunculan dan sikap ayahnya.

"Kau harus belajar sopan Handaka. Apalagi terhadap tamu ayah." Kata ki demang sambil berlalu menuju pintu belakang. Sebelum keluar ia berhenti dan menengok ke belakang memandang Sekarsari.

"Buatkan minuman hangat padanya. Layani dia dengan baik"

"Baik ayah." Jawab Sekarsari lantas beranjak melangkah menuju dapur.

Handaka berdiri agak kebingungan mendapati sikap ayah dan calon istrinya. Ia menoleh memandang Sembada yang baru duduk di atas tikar putih yang digelar di lantai pendapa.  Pemuda gemuk pendek itu menggerutu, mulutnya bergerak-gerak namun tak keluar suara apapun darinya. 

Pemuda gemuk itu lantas turun tangga pendapa, berjalan menuju kudanya yang tertambat di patok bambu sisi halaman kademangan. Meninggalkan Sembada sendirian di pendapa.

Sekarsari keluar dapur melangkah ke pendapa sambil membawa nampan berisi bumbung wadah minuman dan cobek berisi pisang goreng.

Sambil meletakkan hidangan berulangkali Sekarsari melirik Sembada. Pandangannya sedikit menyelidik untuk mengenali jatidiri tamu ki demang. Sembada yang menyadari tengah diawasi Sekarsari berusaha menutupi sebagian wajahnya dengan menutup mulutnya dengan tangan.

"Maaf kakang. Apakah kakang Sembada benar asli dari dusun Majalegi ?" Akhirnya Sekarsari bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun