Mohon tunggu...
Evi Ertiana
Evi Ertiana Mohon Tunggu... -

Pemimpi yang mengharapkan hadirnya 'Sunshine' di hidupnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Terhalang Ujian Nasional

19 April 2016   09:42 Diperbarui: 19 April 2016   10:12 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nyatain aja, daripada bikin penyakit hati.”

“Masa harus aku dulu, dia kan cowok.”

“Apa salahnya, sekarang tuh ga zaman galau nunggu di tembak cowok. Daripada, nunggu tapi ternyata dia nunggu yang lain. Udah deh, bye bye perasaan kamu.“

“Yos, semangatin aku dong. Lagian tanpa aku bilang ke dia, aku yakin dia udah tau. Kata temannya, dia juga nunggu aku.”

“Kamu yakin temannya dia, tidak sedang bersandiwara? Tapi, kayanya dia cuek banget sama kamu. Tiap aku lihat dia, pasti dia sedang mainin hpnya tapi di hp kamu jarang ada sms dari dia bahkan tidak ada” tampang Yosa sangat kejam.

“Udahlah, sekarang aku mau belajar.” Ku ambil buku yang ada di meja, terus ku buka untuk menutupi mataku yang membendung air mata.

“Bukunya, ke balik neng.” Aku hanya diam, membenarkan buku.

*****

Bimbel yang aku ikuti memang sudah terlihat cukup tapi aku masih merasa kurang. Disamping les yang di wajibkan sekolah dan bimbel di luar sekolah, untuk kali ini ada les sukarela (gurunya sukarela, muridnya juga sukarela). Tentu saja, aku tidak ingin melewatkan kesempatan ini.

Aku masuk ke ruang les, terlambat. Seperti biasa, setiap hari aku harus mengisi daftar pengunjung perpus. Karena hal itu, seperti sudah menjadi kewajibanku dan hari ini  perpus lagi rame aku harus ngantri kaya ngantri sembako hanya demi menulis nama, kelas, dan tanda tangan. Sampai di kelas, les sudah di mulai. Aku melihat bangku yang ada di ruangan itu, sepertinya tidak ada yang kosong lagi. Dari pojok belakang sampai depan penuh, tibalah di meja paling depan pojok kanan tepat di depanku ada  bangku kosong. Hatiku lega, begitu ku lihat sampingnya. Aduh.., kenapa Nandi di situ. Hah.., kenapa?

“Apa yang sedang kamu lakukan, cepat duduk” seru guru yang sedang menjelaskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun