Mohon tunggu...
urgent_penting
urgent_penting Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apologi Trinitas – Menanggapi Tulisan Saudara Henny Mono “Al Quran Disandingkan dengan Kitab Kitab Suci yang Lain”

19 November 2009   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jawab
Paulus (5-67M) tidak pernah mengajarkan dan memformulasikan Trinitas . silahkan baca surat-suratnya kepada orang-orang Romawi di Roma, Korintus, Filipi, Efesus dan lain-lain, anda tidak akan menemukan secuil pun ajaran Trinitas di dalamnya. Malah sebaliknya Paulus menekankan keesaan Tuhan.

DeusVult:

Silahkan lihat Catholic Encyclopedia: The Blessed Trinity -  untuk melihat bagaimana dalam tulisannya pun Paulus mengimani doktrin Trinitas. Agar pembaca tidak bolak-balik, maka berikut dikutipkan kembali bagian yang relevan:

Pada sisa dari tulisan Perjanjian Baru berbagai perikop menunjukkan bagaimana jelas dan definitif keyakinan Gereja Rasuli dalam tiga Pribadi Ilahi. Dalam beberapa teks, koordinasi antara Bapa, Putra, dan Roh menghilangkan keraguan mengenai apa yang dimaksudkan sang penulis. Karena itu di II Korintus 13:13, St. Paulus menulis: "rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan dengan Roh Kudus bersamamu semua." Disini struktur kalimat menunjukkan bahwa sang rasul berbicara mengenai tiga Pribadi yang berbeda. Terlebih, karena nama Allah dan Roh Kudus adalah sama-sama nama Ilahi, maka Yesus Kristus juga dipandang sebagai Pribadi Ilahi. Begitu juga di 1 Korintus 12:4-11: "Ada rupa-rupa rahmat, tapi Roh yang satu; dan ada rupa-rupa pelayanan, tapi Tuhan yang sama; dan ada rupa-rupa operasi, tapi Allah yang sama, yang mengerjakan semua[nya] dalam semua [pribadi-pribadi]." (Cf. juga Efesus 4:4-6; 1 Petrus 1:2-3.)

Tapi terlepas dari perikop-perikop seperti ini, dimana ada penyebutan jelas akan Tiga Pribadi, ajaran Perjanjian Baru mengenai Kristus dan Roh Kudus bebas dari semua ambiguitas. Mengenai Kristus, para rasul menggunakan gaya bahasa [dalam berbicara denganNya] yang bagi orang yang dibesarkan dalam iman Ibrani, jelas-jelas menunjukkan keyakinan akan Ke-IlahianNya. Contohnya adalah penggunaan Doksologi kepadaNya. Doksologi, "KepadaNya kemulian selamanya" 9cf. 1 Tawarikh 16:38; 29:11; Mazmur 103:31; 28:2), adalah sebuah ekspresi pujian yang hanya diberikan kepada Allah. Di Perjanjian Baru kita menemukan [doksologi tersebut] digunakan tidak hanya kepada Allah Bapa, tapi juga pada Yesus Kristus (2 Timotius 4:18; 2 Petrus 3:18; Wahyu 1:6; Ibrani 13:20-21), dan juga kepada Allah Bapa dan Kristus bersamaan (Wahyu 5:13; 7:10). Tidak kurang meyakinkannya adalah penggunaan gelar Tuhan (Kyrios). Istilah ini mewakili kata Ibrani adonai, seperti juga Allah (theos) mewakili Elohim. Dua-duanya (Adonai dan Elohim) adalah nama yang sama ilahinya (cf. 1 Korintus 8:4). Dalam tulisan-tulisan rasuli Theos hampir dapat dikatakan mendapat perlakuan sebagai satu nama yang layak untuk Allah Bapa, dan Kyrios [adalah nama yang layak] bagi sang Putra (lihat, sebagai contoh, 1 Korintus12:5-6); hanya di beberapa perikop kita temukan penggunaan Kyrios bagi Bapa (1 Korintus 3:7; 7:17) ataupun [penggunaan] theos bagi Kristus. Para rasul waktu demi waktu mengenakan kepada Kristus perikop-perikop Perjanjian Lama dimana Kyrios digunakan, sebagai contoh, 1 Korintus 10:9 (Bilangan 21:7), Ibrani 1:10-12 (Mazmur 101:26-28): dan mereka (para rasul) menggunakan ekspresi "takut akan Allah" (Kis 9:31: 2 Korintus 5:11; Efesus 5:21), [dan istilah] "memanggil nama Tuhan," tanpa pembedaan kepada Allah Bapa dan Kristus (Kis 2:21; 9:14; Roma 10:13). Pernyataan bahwa "Yesus adalah Tuhan" (Kyrion Iesoun, Roma 10:9; Kyrios Iesous, 1 Korintus 12:3) adalah pengakuan akan Yesus sebagai Yahwe. Teks-teks dimana St. Paulus menegaskan bahwa dalam Kristus bersemayan kepenuhan ke-Allah-an (Kol 2:9), bahwa sebelum inkarnasiNya Dia memiliki kodrat esensial dari Allah (Filemon 2:6), bahwa Dia "diatas segala sesuatu, Allah terpuji selamanya" (Roma 9:5) tidak menunjukkan kepada kita apa yang tidak diimplikasikan dari perikop-perikop lain di suratnya (catatan "tidak menunjukkan bahwa Kristus bukan Allah," adalah ungkapan yang juga berarti "menunjukkan bahwa Kristus itu adalah Allah")

Ajaran tentang Roh Kudus juga sama jelasnya. Bahwa Roh Kudus adalah personalitas tersendiri ditunjukkan oleh banyak perikop. Karenanya Dia (Roh Kudus) mewahyukan perintahNya kepada pelayan-pelayan Gereja: "Ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus kepada mereka: khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu..." (Kis 13:2). Dia (Roh Kudus) mengarahkan perjalanan misionari para Rasul; "Mereka mencoba masuk ke Bitinia. Tetapi Roh Yesus tidak mengijinkan mereka" (Kis 16:7; cf. Kis 5:3; 15:28; Roma 15:30). Atribut-atribut Ilahi ditegaskan [sebagai milik]Nya.

* Dia memiliki [kuasa Ilahi] omniscience (ie. Maha Tahu) dan mewahyukan kepada Gereja misteri-misteri yang hanya diketahui Allah (I Korintus 2:10);

* Adalah Dia yang mendistribusikan kharismata (ie. karunia-karunia) (1 Kor., 12:11);

* Dia adalah pemberi kehidupan supernatural (2 Kor., 3:8);

* Dia bersemayan dalam Gereja dan dalam jiwa-jiwa individu manusia, sebagai kuilNya (Roma 8:9-11; 1 Korintus 3:16, 6:19).

* Karya pembenaran dan pengudusan di atributkan kepadaNya (1 Kor., 6:11; Rom., 15:16), sama seperti bagaimana operasi yang sama tersebut (ie. pembenaran dan pengudusan) di atributkan kepada Kristus (I Kor., 1:2; Gal., 2:17).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun