"Dulu wahyu melalui mimpi etc. disebut Firman, tetapi kemudian (setelah ajaran Kristen dicemari filsafat Yunani), Firman itu sendiri menjadi daging kehiduopan melalui kelahiran seorang manusia Maria, maka penyebutan firman itu pun berubah menjadi "Anak Allah".
Catatan : tambahan dalam kurung dimaksudnya untuk memperjelas.
Konsep penyembahan berhala sudah ranum ini, akhirnya tersaji dalam SK Ketuhanan Yesus yang disponsori bersama oleh Kaisar Romawi, Constantine dan para pemimpin Gereja pada Konsili di Nicea 20 Mei 325 M.
Tanya
Dapatkah kita menganggap the Creed of Nicea sebagai formulasi dan definisi Trinitas?
Jawab
Tidak! Karena Konsili tidak pernah menganggap Roh Kudus sebagai Tuhan atau sesuatu yang harus disembah. Dalam konsili tersebut tidak pernah dibahas tentang Roh Kudus. Nanti belakangan, Gereja kemudian menambahkan kalimat tentang Roh Kudus dalam kredo tersebut (Karen Armstrom 1993). "And in the holy Spirit" (Dan dalam Roh Kudus).
Tanya
Siapa yang pertama memberikan perhatian serius terhadap status Roh Kodus?
Jawab
Athanasius! Sampai dengan pertengahan abad ke IV perhatian Gereja dicurahkan pada bagaimana bentuk dan corak hubungan antara Bapa (Tuhan) dan Anak (Yesus). Kalimat yang baru ditambahkan dalam Kredo: dan dalam Roh Kudus, memperlihatkan betapa kecilnya perhatian yang diberikan terhadap status Roh Kudus. Dalam tulisannya "Oration Aqainst the Arians 2:24, 33", athanasius mempromosikan ketuhanan Yesus tanpa menyinggung-nyinggung Roh Kudus. Selanjutnya pada suratnya kepada Serapion berubahlah dia berbicara tentang status Roh Kudus.