Mohon tunggu...
urgent_penting
urgent_penting Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apologi Trinitas – Menanggapi Tulisan Saudara Henny Mono “Al Quran Disandingkan dengan Kitab Kitab Suci yang Lain”

19 November 2009   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Quote menyingkapKabut :

3. Origen (185-250) mengajarkan tiga Tuhan dalam Trinitas bertingkat: Bapa lebih besar dari Anak, yang lebih besar dari Roh Kudus. Hanya Bapa satu-satunya Tuhan yang sesungguhnya.

"First, that there is one God.... Secondly, that Jesus Christ himself.... was born of the Father before all creatures....Thirdly, that the Holy Spirit was associated in honor and dignity with the Father and Son...."

(Pertama bahwa ada satu Tuhan....Kedua bahwa Yesus Kristus sendiri....lahir dari Bapa sebelum segala sesuatu dicipta....Ketiga, bahwa Roh Kudus berkaitan dalam kemuliaan dan kehormatan dengan Bapak dan Anak. )

Dalam definisinya, Origen menegaskan bahwa Tuhan Allah itu Esa. Kedudukan Yesus adalah dibawah Tuhan Allah (Bapa), dan kedudukan Roh Kudus dibawah Yesus.

DeusVult:

Kutipan dari Origen diatas diambil dari prakata buku De Principiis paragraph 4.

Tanpa melihat konteksnya terlebih dulu kita hanya bisa merasa betapa menyedihkannya argumen yang digunakan si Moslem bahwa penomoran (first, secondly, thirdly) yang digunakan Origen PASTI berarti suatu peringkat ranking yang menunjukkan bahwa yang pertama lebih besar dari yang kedua dan seterusnya. Padahal tidak tertutup kemungkinan bahwa penomoran yang dilakukan Origen tidak didasarkan akan ranking. Sebagai contoh, kalau dalam daftar Ronda RT ada nama-nama "1. Pak Budi; 2. Pak Seto; 3. Pak Ujang; 4. Pak Toha" apakah ini berarti Pak Ujang lebih rendah dari Pak Budi dan Pak Seto, tapi lebih tinggi derajatnya dari Pak Toha? Tentu saja tidak. Penomoran Ronda RT tidak mencerminkan peringkat karena memang tidak pernah dimaksudkan demikian.

Lalu bagaimana konteksnya? Apakah konteks dari kutipan tersebut menunjukkan bahwa Yesus dan Roh Kudus bukan Allah? Berikut dari paragraph yang sama:

4. ... Yesus Kristus sendiri... menjadi manusia, dan berinkarnasi meskipun [Dia adalah] Allah, dan sementara dibuat menjadi manusia [Dia] tetap sebagai Allah sebagaimana Dia adanya. ... Ketiga, para rasul meneruskan bahwa Roh Kudus diasosiasikan adalam kehormatan dan kewibawaan dengan Bapa dan Putra.

Dijelaskan bahwa Yesus menjadi manusia dan ber-inkarnasi meskipun tetap Allah. Dan Dia tetap menjadi Allah seperti sebelumnya. Dan sang Roh Kudus pun mempunyai kewibawaan dan kehormatan yang sama dengan Bapa dan Putra (mana ada Mahkluk yang punya kewibawaan dan kehormatan yang sama dengan Allah kecuali Alah sendiri).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun