Mohon tunggu...
urgent_penting
urgent_penting Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apologi Trinitas – Menanggapi Tulisan Saudara Henny Mono “Al Quran Disandingkan dengan Kitab Kitab Suci yang Lain”

19 November 2009   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Pada mulanya keimanan Kristen bukan Trinitas....Tidak ada ajaran Trinitas di zaman murid-murid Yesus maupun sesudahnya, sebagaimana yang dapat dilihat dalam (Kitab Perjanjian Baru) maupun karya para penulis Kristen (saat itu).)

DeusVult :

Lagi-lagi materi dari Should You Believe in Trinity di bagian Is It Clearly a Bible Teaching.

Untuk ini aku sajikan terjemahan dari materi di website bible.ca yang menunjukkan konteks dari kutipan Encyclopædia of Religion and Ethics karangan James Hasting tersebut. Melihat konteksnya kita akan sadar bagaimana Saksi Yehuwa, yang dikutip si Moslem, telah melakukan kutipan yang tidak bertanggungjawab:

Ekonomi dan esensial dari trinitas: - (a) Transisi dari Trinitas dari pengalaman kepada Trinitas dari dogma bisa digambarkan dengan istilah lain sebagai suatu transisi dari trinitas ekonomik atau dispensasional ke Trinitas yang esensial, immanent atau ontologikal. Pada mulanya iman Kristen tidaklah Trinitas dalam artian yang ontologis yang kaku. Tidaklah begitu di jaman-jaman kerasulan dan jaman sesudah kerasulan, seperti dicerminkan dalam Perjanjian Baru yang Apostolik dan tulisan-tulisan Kristen awal lainnya. Juga tidaklah begitu di jaman para apologist Kristen (catatan: maksudnya yang "tidaklah begitu" adalah kegamangan dari ajaran Trinitas di jaman apologis Kristen. Jadi di jama apologist Kristen awal Trinitas tidaklah gamang. Yang dimaksud apologist Kristen adalah para apologis Kristen awal seperti Justin Martyr, Tertullian dll). Dan bahkan Tertullian, yang meletakkan dasar-dasar ajaran yang orthodoks, mengetahui cukup sedikit akan Trinitas yang ontologis begitu juga para apologist lainnya; [pengetahuan Tertullian akan Trinitas] masih dalam ekonomi atau suatu konsepsi yang relatif dari theologi Yohanes [penginjil] dan [rasul] Paulus. Begitu Harnack berpegang, dan dia (Harnack) berkata lebih lanjut bahwa sejarah keseluruhan dari dogma Kristologis dan Trinitas yang berawal dari Athanasius sampai Agustinus adalah sejarah penggantian konsep Logos oleh sang Putra, oleh substitusi dari Trinitas yang immanent dan absolut dari [pemahaman awal akan] Trinitas [secara] ekonomi dan relatif. Bagaimanapun doktrin [yang] ortodoks dalam bentuknya yang telah berkembang adalah esensi Trinitas dan bukannya perwujudan [Trinitas], [maksud esensi Trinitas] adalah berkaitan dengan Entitas Allah sebagai sesuatu yang subyektif dan bukannya obyektif. Dan, hanya karena dua artian Trinitas -[yang juga bisa disebut] artian teoritis dan praktis- diperbedakan secara tajam di pemikiran Kristen modern, akan lebih baik bila istilah "Trinitas" digunakan pada Trinita dari wahyu [ilahi] (atau doktrin akan tiga-lapis perwujudan satu diri Allah), dan istilah 'Triunity' (cf. Jerman Dreienigkeit) diadopsi sebagai Triniti yang esensial (atau doktrin akan tiga-persona kodrat Allah). (Encyclopædia of Religion and Ethics, James Hastings, Trinity, p 461)

Terus terang memang cukup membingungkan, namun pada dasarnya yang dikatakan Hasting adalah iman akan Trinitas adalah suatu iman yang mengalami perkembangan dari jaman Alkitabiah (PL dan PB) ke jaman Gereja Awal. Suatu perkembangan bukan berarti sesuatu yang sama sekali baru. Maksudnya, wahyu akan Trinitas sendiri tidaklah baru tapi pemahaman akan wahyu yang tidak baru tersebut mengalami perkembangan. Perkembangan ini diakibatkan oleh semakin majunya pengetahuan filsafat dan secara tidak langsung juga diakibatkan oleh pergolakan Gereja dengan ajaran-ajaran yang bidaah. Karena itu pemahaman Trinitas jemaat awal tidak se-spesifik dan secermat pemahaman Trinitas dari jemaat yang lebih lanjut. Namun pemahaman yang lebih lanjut pun tidak boleh bertentangan dengan esensi dari pemahaman awal, karena bila terjadi pertentangan maka itu disebut suatu "perubahan" bukan "perkembangan" (silahkan lihat kembali analogi "biru telor asin" yang aku tuliskan diatas).

Hasting dengan tepat menuliskan ini dalam Encyclopædia of Religion and Ethics tulisannya. Namun Saksi Yehuwa secara tidak jujur menghilangkan bagian-bagian tertentu sehingga seakan-akan Hasting berpendapat bahwa Trinitas adalah sesuatu yang benar-benar baru muncul setelah jaman apostolik.

Konteks lebih luas dari tulisan Hasting yang dikutip Saksi Yehuwa bisa dibaca di link bible.ca. http://www.bible.ca/trinity/trinity-Hastings.htm

17. Moslem mengambil bahan dari Saksi Yehuwa yang mengutip tulisan Romo Edmund Fortman S.J.. Rm. Fortman dikutip menyatakan bahwa tidak ada petunjuk akan Trinitas di Perjanjian Lama.

MenyingkapKabut :

Tanya
Apakah Paulus sebagai pendiri agama Kristen mengajarkan dan memformulasikan Trinitas?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun