Mohon tunggu...
urgent_penting
urgent_penting Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apologi Trinitas – Menanggapi Tulisan Saudara Henny Mono “Al Quran Disandingkan dengan Kitab Kitab Suci yang Lain”

19 November 2009   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juga tidak bisa dikatakan bahwa gelar "Anak Allah" hanya mengindikasikan suatu peranakan yang bersifat adopsi. Beberapa teks berikut tidak mengijinkan pemahaman seperti itu. Sebagai contoh, St. Petrus menempatkan gurunya (Yesus) diatas Yohanes Pembaptis, Elias dan para Nabi (Matius 16:13-17). Sekali lagi, sang Malaikat Gabriel menyatakan bahwa anak yang akan dilahirkan akan menjadi "Anak Allah yang Maha Tinggi" dan "Anak Allah" (Luk 1:32, 35), dengan suatu cara dimana nantinya Dia akan tanpa ayah biologis. Sebuah pengadopsian belaka mengasumsikan adanya anak yang nantinya akan diadopsi; tapi St. Yusuf diperingatkan bahwa "yang didalam kandungannya [Maria], adalah dari Roh Kudus" (Matius 1:20); nah, seseorang yang dikandung dengan suatu operasi (pengerjaan) pihak lain menyiratkan suatu hubungan keperanakan yang alami kepada [yang dikandung dan yang melakukan operasi yang menyebabkan terjadinya pihak yang terkandung]. Terlebih, Keperanakan Ilahi yang di-klaim Yesus adalah sedemikian sehingga Dia dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30, 36); [kalau] hanya sebuah peranakan yang bersifat adopsi [maka] tidak mendasari suatu kesatuan fisik antara anak dan ayah adopsinya. Pada akhirnya, bila Yesus hanya meng-klaim sebagai anak adopsi ini berarti Dia telah menipu para pengadilNya (maksudnya para Yahudi yang mengadili Yesus); karena [para pengadil tersebut] tidak mungkin mengutuk Yesus karena Yesus mengklaim sesuatu yang merupakan klaim prerogatif semua orang Israel yang saleh (catatan: semua orang Israel yang saleh bisa mengklaim diri mereka anak Allah sebatas hanya dalam artian adopsi, Yesus mengklaim sesuatu yang lebih dari itu. Karena itulah para Yahudi marah. Kalau yang diklaim Yesus hanyalah sesuatu yang sama dengan yang di-klaim orang Israel manapun, tentunya itu tidak menjadi masalah bagi para Yahudi). Harnack (Wesen des Christentums, 81) (catatan: Adolph Harnack adalah seorang Protestant yang liberal) berpendapat bahwa Keperanakan Ilahi yang di-klaim Yesus adalah sebuah hubungan intelektual dengan sang Bapa, yang bermuasal dari pengetahuan khusus [yang dimiliki Yesus] akan Allah. Pengetahuan ini mendasari "lingkup dari Keperanakan Ilahi", dan disiratkan di perkataan di Mat., 11:27: "Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadaNya Anak itu berkenan menyatakannya". Tapi jika Keperanakan Ilahi hanyalah sebuah hubungan intelektualitas, dan jika Kristus hanyalah Allah dalam artian yang sebatas figuratif, [maka] kebapakan sang [Allah] Bapa dan Keilahian sang Anak akan direduksi menjadi semata-mata gaya bahasa.

9. Moslem mengutip A.N. Wilson, seorang Protestant liberal.

Quote menyingkapKabut :

A.N.Wilson dalam bukunya Jesus A Life, 1992, hal XVI mengatakan:

"1 had to admit that 1 found it impossible to believe that a first-century Galilean holy man (Jesus) had at any time of this life believed himself to be the Second Person of the Trinity)

(Saya harus mengakui bahwa memang tidak mungkin untuk mempercayai bahwa orang suci dari Galelia abad I (Yesus) pernah sekali saja dalam hidupnya merasa dirinya sebagai oknum kedua dari Trinitas.)

DeusVult :

A.N. Wilson adalah seorang novelist dan biographist Protestant berkebangsaan Inggris. Menggunakan bahan dari Wilson untuk mengerti tentang Yesus sama saja dengan menggunakan bahan dari Mein Kamp karangan Hitler untuk mengerti tentang bangsa Afrika. Ini karena meskipun Wilson adalah Protestant namun dia adalah jenis Protestant yang liberal.

Dalam membuat tulisannya tentang Kristus Wilson menggunakan suatu pendekatan yang telah jelas-jelas dikutuk oleh Gereja Katolik (lihat ensiklik Pascendi Dominici Gregis - Paus Pius X - ) dan juga oleh Protestant kebanyakan. Pendekatan yang digunakan Wilson (dan juga oleh banyak theolog liberal seperti para pengikut The Jesus Seminar) mencoba memisahkan the Historical Jesus (Yesus menurut sejarah) dengan Jesus of the faith (Yesus seperti yang diimani). Menurut pendekatan ini segala hal yang diluar akal dan pengertian manusia dianggap sebagai sesuatu yang ditambahkan oleh keyakinan manusia. Penambahan ini dilakukan karena akal tidak dapat menjangkau yang diluar akal tersebut.

Sebagai contoh, mukjijat Yesus berjalan diatas air. Orang-orang seperti Wilson akan mencoba untuk menerangkan secara rasional apa yang sebenarnya terjadi. Sebagai misal, mereka akan mengajukan teori bahwa pada saat itu sedang musim dingin sehingga dibeberapa titik di danau tersebut ada lapisan es tipis yang membuat Yesus kelihatan bisa berjalan diatas air. Mungkin ada pertanyaan, "lho, bukannya es tersebut akan pecah kalau diinjak Yesus yang berat?" Nah disini Wilson cs. akan menjelaskan bahwa karena Yesus pernah berpuasa berat selama 40 hari dan 40 malam maka Yesus sudah sangat kurus sehingga Dia bisa berdiri diatas es yang tipis. Selanjutnya Wilson cs. akan mengatakan bahwa iman akan suatu mukjijat berjalan diatas air adalah sekedar refleksi para pengikut setia Yesus terhadap suatu kejadian biasa yang pada saat itu tidak bisa mereka jelaskan, ini disebut iman.

Pendapat-pendapat seperti Wilson jelas sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan Kitab Suci dan kesaksian para umat Gereja awal. Bukti Kitab Suci tentang Trinitas dan pengetahuan Yesus akan kodratNya sendiri sudah disajikan diatas bersama dengan iman para Bapa Gereja sebelum abad ke IV akan Trinitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun