Mukanya tampak memerah.
"Ngapain sih, siapa juga yang takut sama babi".
Dia memegang tanganku.
"Ayo lariiii".
Aku dan lelaki itu berlari bersama.
Rasanya dadaku penuh. Entah aku merasa sangat senang. Ini seperti dia mengajakku untuk ikut dengannya.
Kami berlari sampai pada pinggir hutan.
"Huftt, lo capek?". Deru napas lelaki itu terdengar. Dia menyeka keringat di dahinya.
"Nggakkk, aku senangg". Aku tersenyum lagi padanya.
Rasanya aku ingin terus terseyum kepadanya. Karna ku rasa aku sangat senang saat bersamanya.
"Aneh lo, ohya nama gua Kennant".
Dia mengulurkan tangannya. Aku lun membalas uluran tangannya.
"Iya aku tau, aku Liara".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!