"Ton, mengapa merenung?" aku sedikit terkejut dengan tepukan tangan lembut di punggungku.
"Eh, mbak Mira."
"Sudah selesai pemotretanmu?" tanyanya, sambil duduk glengsor di sampingku. Glengsor adalah istilah bahasa Jawa yang artinya duduk tanpa alas kaki.
"Sudah,"jawabku.
"Kita tinggal membuat DTM dan DSM-nya nanti malam,"katanya.
Tugas untuk membuat Digital Elevation Model dan Digital Surface Model  ini akan menjadi bagianku dan Albert.
Kemudian mbak Mira mengajakku untuk berjalan-jalan di atas pasir pinggiran pantai itu. Sesekali bermain air laut yang menggoda kaki-kaki kami. Lalu kami duduk berdua menikmati  indahnya  sunset di pantai Timang.
.........................
Malamnya kami berempat mulai mendigitasi hasil foto udara seharian. Penerbangan drone dari pantai Timang dapat mengumpulkan data hingga pantai Seruni yang jarak lurusnya 4,3 kilo meter. Sebetulnya drone mampu terbang dengan radius 7 kilometer dari  remote control. Namun kami khawatir bila drone akan hilang kendali. Maka kami memutuskan untuk menerbangkan drone dengan radius maksimum 5 kilo meter.
Dari pantai Timang dapat menjangkau kawasan pantai Dadapan, Jungwok, Wediombo, Nampu, Nglambur, Ngondo hingga Seruni. Dari pantai Krakal bisa ambil foto udara dari pantai Pulang Syawal hingga Baron.
Mengenakan baju santai mbak Mira menempatkan Laptopnya dekat dengan laptopku. Aku sudah siap dengan ArcGIS. Sedang Rasya masih asyik menyanyi diiringi dentingan gitar dari petikan jari Albert. Dua sejoli itu nampak semakin mesra saja. Mbak Mira sempat memperhatikan mereka berdua, namun tanpa berkomentar sedikitpun, kembali sibuk dengan digitasi data.