Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Drone Asmara

8 Agustus 2021   22:08 Diperbarui: 12 November 2021   11:53 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu kami akan melakukan pelatihan dan pendampingan di Kabupaten Katingan. Kabupaten Katingan berjarak kira-kira dari Palangkaraya. Kami berangkat bersama para pejabat dari kantor Gubernur.

Pagi itu mbak Mira mengenakan gaun kerja formal berwarna biru tua dengan baju model kerah v-style. 

Dalam balutan busana eksekutif yang anggun itu mbak Mira siap sebagai pemateri utama dalam pelatihan itu.

Aku berangkat lebih dulu ke Katingan untuk mempersiapkan dan mengecek segala keperluan seperti interactive white board, jaringan hub,  sound system dan perlengkapan lainnya. Mbak Mira berangkat bersama para pejabat.

Perjalanan bersama pak Karel sangat menyenangkan. Sepanjang perjalanan terlihat lahan kelapa sawit yang subur menghijau. Perjalanan yang menyenangkan.

Namun tiba-tiba dua truk kelapa sawit menyalib dari belakang dan kurasa suatu benturan keras yang membuat mobil yang kutumpangi terguling. Dan semuanya menjadi gelap.

.............................

Beribu bintang berputaran di depanku. Pandanganku kabur dan sangat kabur. Lamat-lamat aku mendengar seseorang menangis, lalu memanggil namaku. Suara itu semakin jelas dan semakin jelas. Aku mengenali suara itu diantara isak tangisnya.

"Toni, bangunlah. Toni. Aku menyayangi kamu. Oh Toni."

Bayangan itu membentuk titik dan garis pudar. Secara pelahan membentuk wajah seseorang. Ketika menjadi semakin jelas. Nampak olehku wajah yang sangat kukenali mbak Mira.

"Toni. Kau sudah sadar. Terima kasih Tuhan. Ya Allah."Mbak Mira memelukku sambil  menangis.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun