"Aku tak ingin Papa dan Mamaku mengetahui aku berada di Rumah Sakit. Aku sudah baik-baik saja. Hanya bagian lututku saja yang terasa nyeri."
Â
Dokter yang tadi, memasuki ruangan diikuti seorang perawat. Setelah memeriksa dengan dengan stethoscope-nya di bagian dada, lalu menggerakkan kaki mbak Mira dan memeriksa lututnya yang kelihatan membengkak. Kemudian dia menyuruh perawat yang mendampinginya untuk memberikan compress.
"Untuk compress pakai HCP-gel  saja," kata dokter kepada perawat.
"Kami akan melakukan artroscopy dengan melakukan operasi kecil pada lutut nona. Tadi kami sudah berbincang dengan calon suami nona dan sudah menyetujui. "
Mbak Mira mencubit lenganku dengan keras. Namun tidak mengatakan sesuatu. Dokter  sempat melirik dan tersenyum melihat aku kesakitan.
"Tinggal persetujuan nona sebagai pasien."lanjut dokter itu."Kami hanya akan membuat sayatan kecil untuk pada bagian lutut nona,"
Akhirnya setelah dokter itu menjelaskan tentang kondisi medis dan perlunya tindakan operasi itu, akhirnya mbak Mira setuju.
Sepeninggal dokter dan perawat itu, sebuah cubitan keras lagi mendarat di lenganku sampai aku mengaduh.
"Beraninya kamu, Ton, mengaku sebagai calon suamiku."protesnya.
"Ya maaf, maaf aku secara tak sengaja saja mengiyakan, ketika dokter itu bertanya tentangku."