Untuk menopang kebutuhan sehari-hari di kota, Sarjito mengandalkan uluran tangan Pakde Broto dan Bude Tatik. Sebagai gantinya, Sarjito harus mau membantu bisnis ilegal mereka. Maka, jadilah Sarjito tangan kanan budenya. Nama Sarjito menjadi sangat populer di kalangan pengepul togel karena nama Tatik juga sudah melekat di hati para petogel Kota Kediri. Namanya semakin berkibar ketika budenya memberi kepercayaan penuh kepadanya untuk mengelola pertogelan karena budenya sudah merasa uzur untuk terus mengurus judi ilegal itu. Disamping itu, dia merasa sudah mempunyai bekal yang cukup dari bisnis togel yang sudah digelutinya selama puluhan tahun. Menurutnya, kinilah saatnya memberikan tongkat estafet kepada keponakannya bertogel se-sukses dirinya.
Sejak itu, Sarjito kian akrab dengan dunia ramal-meramal angka itu. Lantaran hasil togel semakin melimpah, dia semakin tergila-gila pada alkohol. Hampir tiap malam dia teler bersama dengan anak buahnya. Teler Sarjito sekarang juga makin asyik karena ditemani oleh PSK (pekerja seks komersial). S-T-PSK merupakan tiga komponen kemaksiatan yang terkenal di kalangan praktisi togel rintisan Sarjito. S singkatan dari Sarjito, T sama dengan togel, dan PSK identik dengan pelacur. Artinya, di situ ada Sarjito, di situ ada aksi minum minuman keras sampai teler dan ditemani pelacur. Sampai akhirnya, ada satu pelacur yang mampu menaklukkan hati Sarjito. Sofiah namanya. Tapi, nama keren di dunia pelacuran adalah Sonia.
Selama dalam perantauan, Sarjito tak sekali pun menginjakkan kaki di desa kelahirannya. Baginya, datang ke sana bagai masuk neraka. Hatinya masih belum menerima dengan tulus atas penolakan lamarannya kepada Rohimah. Sehingga, dia tidak tahu sekarang Rohimah sudah disunting oleh Sutejo Mangku Kusumo, tuan tanah dari desa tetangga. Kalau diberitahu pun, dia cuek. Lebih penting baginya sekarang adalah menjadi Sarjito menurut sekehendak hatinya di kota. Titik!
***
Bagian Keempat
Teknik Interogasi Ala Dokter Sp.K.J.
Siang itu, Pak Tejo tidak bisa tidur dengan nyenyak. Orang-orang yang berada di sekitarnya aneh. Lebih aneh daripada dirinya yang sudah divonis gila oleh dokter ahli jiwa. Ada yang terbahak-bahak. Ada yang menangis tanpa sebab yang jelas. Namun, ada pula yang diam seribu bahasa layaknya sebuah patung. Pak Tejo tidak dapat protes untuk pindah tempat, misalnya, karena memang di situlah dia sekarang berada. Rumah Sakit Jiwa Sumber Porong, Lawang, Malang.
Pak Tejo baru menghuni sehari di tempat itu setelah tujuh hari berada di tahanan Polresta Kediri. Dia dikirim ke sini untuk uji kesehatan jiwa. Ini keputusan penyidik untuk mendapatkan pemeriksaan jiwa Pak Tejo dari ahli psikiatri forensik yang dinilai penyidik lebih bisa dijadikan pedoman untuk mengambil langkah-langkah hukum selanjutnya.
Sorenya, Pak Tejo diperiksa seorang ahli psikiatri forensik. Dokter ahli jiwa tersebut menyapanya amat ramah, "Selamat sore, Pak Tejo."
"Sore juga," jawab yang disapa sekenanya karena dia merasa muak sekali dengan orang bertitel dokter ahli jiwa.